Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memahami Makna Pidato Jokowi tentang "Visi Indonesia"

15 Juli 2019   04:55 Diperbarui: 15 Juli 2019   05:08 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Terpilih Joko Widodo Menyampaikan Pidato

Kemarin malam (Minggu, 14/7/2019), tepatnya pukul 20.00 WIB, Presiden Republik Indonesia Terpilih untuk periode 2019-2024 Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato bertajuk "Visi Indonesia" di hadapan puluhan ribu orang di Gedung Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat.

Saya pribadi sebenarnya sedikit menduga bahwa acara yang digelar kemarin itu bisa berjalan mulus karena sudah didahului pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pada Sabtu, 13 Juli 2019.

Maksudnya, pertemuan kedua tokoh tersebut menjadi semacam peneguhan penyelenggaraan acara kemarin. Sehingga ketika Jokowi menyampaikan pidato, beliau merasa nyaman tanpa beban. Beliau dengan bebas menyampaikan apa yang akan menjadi "Visi Indonesia" lima tahun mendatang.

Membaca tajuk pidato "Visi Indonesia", Jokowi menegaskan bahwa apa yang beliau dan Ma'ruf Amin rencanakan tidak boleh lagi dipandang untuk kepentingan kubu pemenangan mereka berdua saat perhelatan Pilpres 2019, akan tetapi demi kebaikan seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.

Tidak ada lagi visi-misi dan program Jokowi-Ma'ruf Amin, yang ada adalah visi-misi dan program bersama sebagai anak bangsa. Semua pihak harus bahu-membahu supaya apa yang dicita-citakan dapat tercapai optimal.

Meski demikian, Jokowi juga tidak memaksakan semua elemen bangsa wajib masuk ke dalam kabinet pemerintahan, perlu juga pihak oposisi yang memberi masukan atau kritikan.

Namun Jokowi berharap masukan atau kritikan tersebut haruslah yang membangun (konstruktif). Jangan sampai pilihan menjadi oposisi dimanfaatkan untuk memelihara dendam dan kebencian.

Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan lima tahapan besar dalam rangka membuat Indonesia lebih inovatif, produktif, kompetitif serta adaptif terhadap perubahan zaman.

Pertama, keberlangsungan pembangunan infrastruktur. Jokowi menilai, infrastruktur yang telah dibangun selama hampir lima tahun terakhir perlu diteruskan, terutama untuk menyelesaikan hal-hal yang masih kurang.

"Infrastruktur masih jadi fokus kita ke depan. Infrastruktur harus dipastikan bisa menyambungkan kawasan industri, objek wisata, daerah terpencil, perikanan, persawahan dan perkebunan warga," ujar Jokowi.

Kedua, pembangunan sumber daya manusia (SDM). Setelah memprioritaskan infrastruktur di periode pertama kepemimpinannya, di periode yang akan datang, kualitas SDM akan ditingkatkan dan diperhatikan sungguh-sungguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun