Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Cancer Survivor, Jangan Kalah Semangat dari Pak Sutopo!

7 Juli 2019   12:38 Diperbarui: 7 Juli 2019   12:50 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sutopo Purwo Nugroho | Gambar: detik.com

Hidup di dunia ini hanya sementara. Kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil oleh Tuhan, Sang Pemberi Hidup. Yang kita tahu hanyalah bagaimana menjalani hidup itu secara bebas; menikmati apa adanya, melewatinya penuh syukur dan sukacita, dan berusaha agar bisa membawa manfaat bagi sesama.

Hari ini (Minggu, 7/7/2019), salah seorang putera terbaik bangsa telah menghadap Sang Khalik, pada usia 49 tahun (7 Oktober 1969-7 Juli 2019), pukul 02.00 setempat (Guangzhou). Dia bernama Sutopo Purwo Nugroho. Pria kelahiran Boyolali ini mengakhiri peziarahannya di dunia setelah kurang lebih 1 tahun 6 bulan mengidap kanker paru-paru stadium 4.

Diketahui bahwa pada 15 Juni lalu Sutopo bertolak ke Guangzhou untuk mendapatkan perawatan dan penanganan intensif karena kanker yang diidap sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Dan ternyata Tuhan berkehendak lain, Sutopo harus menghadap-Nya, dan terpaksa meninggalkan keluarga tercinta, seorang isteri dan dua orang anak.

Semoga Tuhan menyambut Sutopo dengan pelukan kasih-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. Amin.

Selain informasi keluarga dan riwayat penyakit pribadinya, hal apa lagi yang bisa kita ketahui tentang Sutopo?

Membaca atau mendengar nama Sutopo, kerap identik dengan istilah 'bencana'. Bukan artinya pembawa bencana, tetapi penyaji berita terkait bencana. Potensi dan peristiwa bencana apapun diberitakan Sutopo, baik di lapangan maupun melalui akun media sosialnya. 

Kemudian Sutopo juga sering menjadi narasumber seminar dan kegiatan penyuluhan lain terutama dalam mengedukasi masyarakat agar tanggap menghadapi bencana.

Sutopo melakukan itu bukan karena kurang kerjaan, tapi memang tugas pokoknya sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebuah tugas mulia dan tidak mudah diemban. Apalagi jika tugas itu berada di pundak seseorang pengidap penyakit kronis.

Sutopo tetap semangat melaksanakan kewajibannya dengan ikhlas dan gembira. Kalau kita yang berada di posisinya, kita pasti akan meninggalkan tugas itu dan fokus mengurus diri sendiri. 

Di samping sibuk dengan tugasnya, selama hidupnya Sutopo juga selalu memberi motivasi kepada masyarakat, khususnya mereka yang mengidap penyakit kanker seperti dirinya. Dia meminta supaya mereka terus semangat, sabar, selalu berdoa dan membuktikan diri sebagai pejuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun