Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Fadli Zon Cocok Jadi Menteri jika Gerindra Gabung Koalisi Jokowi, Ini Alasannya

25 Juni 2019   06:30 Diperbarui: 25 Juni 2019   10:26 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2017).(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

Meski pengumuman hasil penyelesaian sengketa Pilpres 2019 baru akan diumumkan pada Kamis, 27 Juni 2019 (dipercepat dari yang sebelumnya direncanakan 28 Juni 2019) oleh Mahkamah Konstitusi (MK), sudah ramai pembicaraan di publik terkait susun-menyusun kabinet. Dan tentunya pembicaraan itu berasal dari kubu Jokowi-Ma'ruf Amin yang sudah percaya diri dengan perolehan suara mereka.

Dalam pembicaraan tersebut muncul wacana digaetnya beberapa partai oposisi (rival) masuk kabinet pemerintahan yang baru untuk periode 2019-2024. Sekali lagi semua tetap bergantung pada hasil putusan majelis hakim.

Misalnya adalah isu Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) kian merapat ke Jokowi-Ma'ruf Amin. Hal itu terbaca dari komentar-komentar para elit kedua partai yang mengaku terbuka pada tawaran TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.

Namun ternyata TKN Jokowi-Ma'ruf Amin sendiri sepertinya lebih tertarik untuk menggelar "karpet merah" kepada Partai Gerindra bila kelak berkenan bergabung.

Menurut Wakil Ketua TKN, Arsul Sani, Gerindra bahkan akan lebih 'dihormati' dibanding partai-partai lain (BPN).

"Ada memang sebagian partai di KIK yang katakanlah memberikan penghormatan lebih kepada Gerindra. Kenapa? Karena Gerindra dianggap lawan kontestasi yang gentle yang menggunakan jalur sesuai UU untuk kontestasi," ujar Arsul (24/6/2019).

Arsul melanjutkan, terkait realisasinya, semua tergantung pada pertimbangan dan keputusan internal Gerindra. Apakah ingin bergabung atau tetap menjadi oposisi. Yang jelas TKN tidak pernah menutup pintu bagi partai yang mau bekerjasama.

Arsul pun mengatakan langkah yang diambil TKN sebagai wujud rekonsiliasi politik.

Lalu apa tanggapan Gerindra menjawab tawaran TKN?

"Sampai hari ini, kami belum memutuskan apakah Partai Gerindra akan oposisi atau koalisi (pemerintah), belum diputuskan. Nanti akan diputuskan setelah hasil MK. Kita hormati dulu hasil MK," kata Ahmad Riza Patria, Ketua DPP Partai Gerindra (24/6/2019).

Riza beralasan partainya harus menunggu putusan majelis hakim terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga akan mengevaluasi kinerja partai setelah sepuluh tahun menjadi oposisi.

Riza menegaskan bahwa tawaran TKN selama ini kepada partainya belum dilakukan secara langsung, tapi baru lewat media saja.

Menunggu keputusan MK dan mengevaluasi kinerja partai, itulah pendapat sementara Gerindra. Artinya jika terbukti kalah di Pilpres 2019, tidak tertutup kemungkinan Gerindra bakal bergabung ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

Pertanyaannya, seandainya Gerindra betul bergabung, siapa kira-kira sosok yang diusung maju jadi calon menteri?

Gerindra punya cukup banyak kader potensial. Akan tetapi menurut penulis, mestinya Fadli Zon saja. Mengapa?

Pertama, Fadli Zon merupakan politisi kondang di tanah air. Siapa yang tidak kenal Fadli Zon? Mayoritas publik tahu siapa dia, apalagi para netizen.

Fadli Zon dikenal sebagai orang yang sangat kritis terhadap pemerintah. Apa pun yang dibuat pemerintah selalu dikritisi. Oleh sebab itu bila kelak diberi kesempatan menjadi menteri, setidak-tidaknya dia akan tahu bagaimana rasanya berada di posisi "objek kritik" itu.

Kedua, Fadli Zon adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR RI. Posisinya sebagai wakil ketua umum partai bisa menjadi simbol atau representasi diri sang ketua umum, Prabowo Subianto.

Dan bekal jabatan serta kemampuannya sebagai Wakil Ketua DPR akan bermanfaat dalam menguatkan pemerintahan. Ide-ide segarnya pasti terakomodasi di kabinet.

Ketiga, Fadli Zon suka 'blusukan'. Kita ingat bahwa Jokowi juga suka 'blusukan'. Karena itu mestinya kegemaran Fadli Zon berkeliling ke berbagai tempat tidak disia-siakan.

Suka 'blusukan' berarti suka kerja, mau 'kotor-kotoran', dekat dengan masyarakat, dan sebagainya.

Apakah Gerindra akan bergabung? Mungkinkah Fadli Zon bakal diusung dan mau jadi menteri? Apakah Jokowi-Ma'ruf Amin berkenan?

Jawabannya, mari kita tunggu situasi dan arah perkembangan politik selanjutnya.

***

[1] [2] [3] [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun