Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Yunarto Wijaya, Hukum Kasih, dan Pesan Mencintai Indonesia

12 Juni 2019   19:10 Diperbarui: 12 Juni 2019   19:16 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Gambar: kompas.com

Yunarto Wijaya, Direktur Charta Eksekutif Charta Politika adalah satu dari lima orang yang ditarget untuk dibunuh oleh sang inisiator, Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein. Empat orang selain Yunarto adalah Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.

Berdasarkan rilis kepolisian, di samping Kivlan, ada juga nama-nama lain yang disebut terlibat merancang pembunuhan yakni Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko, serta politisi PPP Habil Marati.

Apa tanggapan Yunarto setelah tahu bahwa dia masuk daftar orang-orang yang akan dibunuh? Ternyata dia sama sekali tidak menaruh dendam, tetapi justru memberi maaf.

"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto (12/6/2019).

Bayangkan seandainya Anda yang berada di posisi Yunarto, apakah berkenan melakukan hal yang sama dan tidak berencana mencari cara untuk membalas? Atau setidaknya bersikap reaktif keras agar pelaku disesah cepat?

Jawabannya tergantung pribadi masing-masing. Ada yang mungkin berlaku seperti Yunarto dan ada pula yang sebaliknya. Namun satu hal, saat ini cukup langka menemukan orang-orang seperti dia. Jangankan terancam dibunuh, merasa tersinggung karena persoalan sepele saja bisa-bisa langit mau diruntuhkan. Betul, tidak?

Apa sih yang membuat Yunarto bersikap demikian? Bukankah memang perlu diberi 'pelajaran' kepada orang yang berniat jahat supaya jera? Apakah Yunarto takut kepada mereka?

Prinsip inilah yang dikedepankan oleh Yunarto, "Hukum Kasih". Ya, hukum untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bagi Yunarto membenci orang lain bukanlah solusi dalam hidup ini. Ada banyak cara yang lebih baik dalam memperlakukan seorang penjahat, misalnya memberinya kesempatan untuk bertobat, menyesali perbuatan dan diharapkan berjanji untuk tidak mengulanginya di kemudian hari.

Yunarto pun mengaku, menjadi target pembunuhan justru membuat dia belajar kembali tentang kasih. Pemahaman kasih merupakan puncak kematangan spiritualitas. Memaafkan orang yang memusuhinya justru membuat dia merasa lebih bisa mensyukuri dan menikmati kehidupan. 

Apakah kita mampu mensyukuri dan menikmati hidup tanpa harus mengganggu atau pun terganggu dengan tindakan orang lain di sekeliling kita? Semoga.

Bagi Yunarto persoalan dirinya dengan mereka yang mengancamnya sudah selesai. Hanya saja karena sekarang berada di tangan pihak berwajib, maka semestinya hal itu dipercayakan pada proses hukum. Karena memang bukan cuma Yunarto yang dilanda ancaman, tetapi ada beberapa orang lain lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun