Langkah PSI yang enggan mengajukan nama calon menteri adalah sebagai sebuah kemunduran berpikir. Harusnya kalau paham bahwa keputusan penentuan jabatan menteri merupakan hak prerogatif presiden, PSI mestinya tetap mengajukan nama-nama kader terbaiknya. PSI berhak karena termasuk anggota koalisi.
Perihal apakah presiden menerima atau menolak, itu persoalan belakangan, sesuatu hal yang biasa dan dengan berbesar hati dimaklumi. PSI tidak harus menang di parlemen baru mau berkontribusi membantu pemerintah di kabinet. PSI gagal di Senayan tapi sukses di daerah.
Kemenangan Jokowi-Ma'ruf adalah kemenangan PSI juga, jadi tidak perlu merasa minder. Perjuangan dan komitmen PSI untuk turut serta memberi warna cerah di dunia politik merupakan harapan banyak anak-anak muda Indonesia.
Ingat, Indonesia butuh menteri pekerja, berjiwa muda dan enerjik. Come on, PSI! Kalian bisa! PSI sudah menjadi partai idolanya anak-anak muda yang peduli politik, yang sudah mulai sadar bahwa untuk mengubah negeri menjadi lebih baik mesti terjun ke dunia politik.
Apakah PSI ingin mengendorkan semangat "Generasi Optimis"? Harusnya tidak.
***
Sumber: tempo.co