Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pro-Life atau Pro-Choice, Mosi Debat Kehidupan

13 Mei 2019   11:19 Diperbarui: 13 Mei 2019   11:29 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: gospelherald.com

Argumen yang sering digunakan oleh kaum Pro-Life ketika berhadapan dengan kaum Pro-Choice adalah bahwa proses hidup manusia mulai ada, berlangsung, dan dihitung sejak terjadi pembuahan. 

Namun hingga sekarang belum ada satu orang pun di antara mereka yang berani dan bangga menggunakan saat "awal kehidupan" itu sebagai titik tolak penghitungan usia hidup mereka.

Fakta mengungkapkan bahwa sampai detik ini, semua orang yang pernah dan sedang hidup di dunia, baik itu Pro-Life maupun Pro-Choice lebih memilih merayakan "momen lahir" dibanding "momen hidup".

Ada perbedaan mendasar dalam penggunaan istilah "usia" atau "umur" terhadap makhluk hidup dan benda mati. 

Sesungguhnya keberadaan manusia tidak terlepas dari proses tumbuh-kembang, sedangkan keberadaan benda mati tidaklah demikian.

Penghitungan usia atau umur hidup manusia jelas berbeda dengan penghitungan usia atau umur gedung pencakar langit. Penghitungan yang tepat berarti juga pengakuan yang tepat. 

Seandainya pun di antara kedua elemen ini terdapat kesamaan, hanya tahap pembuatan "proposal" yang dapat menyatukan mereka.

Lalu, kapan sebenarnya hidup manusia itu mulai terjadi dan kemudian keberadaannya diakui? Apa yang mesti dilakukan agar penghitungan usia atau umur terhadapnya akurat?

Jika Anda mengaku beriman Kristiani, bacalah kutipan Alkitab berikut ini: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5).

Artinya, Allah sudah lebih awal mengakui keberadaan hidup manusia meskipun belum nyata secara fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun