Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jumlah Petani Indonesia Menurun, Generasi Muda Harus Bertindak

26 April 2019   01:24 Diperbarui: 26 April 2019   01:25 7079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Intinya, profesi petani sampai kapan pun tetap diperlukan. Orangtua suatu waktu akan meninggalkan profesi itu dan yang berkewajiban meneruskannya adalah anak-anak mereka, generasi muda. Apakah generasi muda peka dan bersedia menjadi petani? Harusnya iya. Kalau bukan generasi muda, siapa lagi?

Lalu bagaimana dengan pemerintah, apakah hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi persoalan?

Sebagai pihak yang paling banyak berkepentingan, pemerintah telah, sedang dan akan terus melakukan berbagai upaya untuk memacu warga supaya berminat mempertahankan profesi petani. Ingat, bertani bukan hanya urusan warga pribadi per pribadi, rumah tangga, namun juga urusan pemerintah. Pemerintah berkewajiban menjaga agar kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian negara tetap awet.

Gambar: tribunnews.com
Gambar: tribunnews.com
Beberapa langkah nyata pemerintah dalam mempertahankan eksistensi profesi petani, antara lain mengembangkan sekolah vokasi (menengah dan tinggi) spesialisasi pertanian, memberikan bantuan dana berupa kredit usaha rakyat (KUR), mendirikan koperasi usaha bersama, menyediakan suplai benih dan pupuk dengan harga terjangkau, membangun akses sarana dan fasilitas penunjang (jalan, irigasi, waduk), memberikan alat mesin pertanian (Alsintan), mengupayakan adanya santunan pada saat gagal panen, memberikan keleluasaan dalam mengelola hutan sosial, menyerap produk pertanian dengan harga layak, dan beragam program lainnya.

Sekali lagi, pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam khususnya di sektor pertanian merupakan tanggungjawab bersama. Masa depan bangsa akan tetap bergantung di sektor ini, sampai kapan pun.  

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun