Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dibanding Positive Campaign, Negative Campaign Justru Lebih Menarik

30 Januari 2019   23:13 Diperbarui: 31 Januari 2019   00:12 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: americanmajority.org

Kampanye itu apa sih?

Kampanye dapat diartikan sebagai upaya perorangan atau sekelompok orang untuk meraih simpati atau dukungan dalam mencapai tujuan. Kampanye juga dilakukan untuk mengaburkan, membelokkan, atau pun menghambat target pencapaian tertentu, yang biasanya terarah pada kepentingan pihak lawan.

Sepengetahuan saya, setidaknya ada tiga jenis kampanye, yaitu positive campaign, negative campaign dan black campaign. Kampanye memiliki subjek dan objek. Subjek berarti pihak yang melakukan kampanye, sedangkan objek yaitu sasaran kampanye.

Pembagian jenis kampanye tersebut didasarkan pada materi atau bahan yang digunakan. Materi positif bisa berupa hal-hal baik yang dinilai tepat untuk dijual oleh pelaku kampanye. Sedangkan materi negatif artinya hal-hal buruk yang dimiliki pihak lawan untuk juga dijual kepada objek kampanye.

Lalu apa yang dimaksud black campaign?

Sama, jualan lain yang dipakai untuk mengalahkan lawan. Hanya saja jenis kampanye ini dilarang karena jauh dari etika dan norma, di samping tidak berdasar pada data dan fakta. Black campaign atau kampanye hitam wajib dihindari dan tidak perlu didengar, apalagi dibaca. Tidak mendidik.

Mengapa saya sebut negative campaign lebih menarik?

Menurut saya, positive campaign maupun negative campaign sama-sama mendidik. Jika mau mengkampanyekan sesuatu, isu positif dan negatif harus dipakai. Kampanye atas hal-hal baik tidak mungkin efektif tanpa mengumbar juga hal-hal yang buruk. Mutlak ada alasan mengapa satu hal harus dimenangkan sedangkan hal lain wajib dikalahkan.

Hampir di setiap kampanye pada kegiatan Pemilu, baik itu Pilkada, Pileg mapun Pilpres, kampanye positif selalu mendapat porsi lebih besar daripada kampanye negatif. Ini baik, namun belum lebih baik. Kesempatan kampanye bukan hanya ajang menunjukkan visi, misi dan program, tetapi juga bagaimana supaya masyarakat teredukasi ketika menentukan sebuah pilihan. Masyarakat wajib tahu mengapa yang satu layak dipilih, sedangkan yang lain tidak.

Kampanye sejatinya adalah masa di mana saling 'menguliti'. "Jangan menyerang pribadi!", ini adalah ucapan sekaligus benteng pertahanan bagi pihak tertentu ketika merasa terpojok dalam sebuah debat atau diskusi.

Lalu kalau tidak boleh 'menguliti' dan menyerang, untuk apa berdebat atau berdiskusi? Selama yang diangkat terkait erat dengan visi, misi, tujuan dan program yang akan diuji serta "kue enak" yang ingin direbut, semua fair dan wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun