Mohon tunggu...
Inez Khoirunnisa
Inez Khoirunnisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Bipolar (Manik Depresi)

26 Desember 2013   21:31 Diperbarui: 4 April 2017   17:04 3186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

· Kehilangan energi, sangat fatik

· Memerlukan tidur lebih sedikit dari biasanya

· Konsep diri negatif, menuding dan menyalahkan diri sendiri ; merasa tidak berarti dan bersalah

· Harga diri yang melambung : yakin bahwa ia memiliki bakat istimewa, kekuatan, dan kemampuan.

· Mengeluh sulit berkonsentrasi atau terlihat sulit berkonsentrasi, seperti lambat berfikir dan tidak dapat mengambil keputusan.

· Mudah terganggu ; perhatian teralih dengan mudah.

· Pikiran tentang kematian atau bunuh diri yang terus menurus timbul.

· Keterlibatan yang berlebihan dalam berbagai aktivitas yang menyenangkan yang memungkinkan memiliki konsentrasi yang tidak diinginkan , seperti berbelanja tanpa perhitungan.

Bipolar disorder terbagi ke dalam beberapa tipe:

·Tipe I melibatkan keadaan-keadaan manik (mania), dengan atau tanpa keadaan-keadaan depresi.

·Tipe II melibatkan depresi yang diselingi oleh hypomania. Hypomania adalah bentuk ringan dari keadaan mania dengan level intensitas lebih rendah.

·Tipe III dari bipolar disorder, termasuk dalam cyclothymia, yaitu golongan yang lebih ringan dari bipolar dengan mood berubah secara cepat selama pengalaman hypomania yang ditandai simptom depresi.

II. Faktor-Faktor Penyebab

a.Genetik

Penelitian genetik memperkirakan bahwa pewarisan gangguan bipolar cukup tinggi, dengan perkiraan sekitar 20% - 45%. Anak memiliki resiko tinggi apabila memiliki orang tua yang didiagnosa memiliki gangguan bipolar. Penelitian menemukan bahwa gangguan bipolar terjadi pada 5,4% anak dari orang tua yang bipolar, sedangkan anak dari orang tua yang sehat tidak ada yang memenuhi kriteria diagnosis.

b.Keluarga

Individu dengan gangguan bipolar kemungkinan berasal dari keluarga yang memiliki setidaknya salah satu orang tua menderita gangguan tersebut. Namun, hasil pewarisan tersebut kurang dari 100%, dan selain itu aspek lain dari lingkungan keluarga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

c.Neurokimia dan Gangguan mood

Dua neurotransmitter yang berperan dalam gangguan mood adalah norepinephrine dan serotonin. Norepinephrine terkait dengan gangguan bipolar dimana tingkat norephinephrine yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan mania. Sedangkan untuk serotonin, tingkatnya yang rendah juga menyebabkan depresi.

III. Pandangan Teori Psikologi Terhadap Gangguan

Teori Psikoanalisis

Freud (1917) mengajukan bahwa depresi bermula dari kemarahan yang tidak terkendali akibat pengabaian pada masa bayi karena ibu meninggal, terpisah secara emosional atau kealpaan lainnya. Kehilangan objek yang dicintainya itu mengakibatkan rasa tidak aman, kehampaan, kesedihan dan kemarahan. Kehilangan ini terjadi pada tahap oral perkembangan, ketika bayi yang penuh ketergantungan belum memiliki konsepsi tentang individuasi dari orang tua. Saat menjadi dewasa, individu yang berduka kembali ke tahap oral dan mengintroyeksikan kemarahan mereka tentang pangabaian atau konflik yang tidak selesai pada objek yang hilang menjadi kemarahan terhadap diri mereka sendiri.

Pandangan intrapsikis tentang mania dikaitkan dengan rasa takut bahwa kemandirian anak yang meningkat akan membuat orang tua tidak berarti dalam kehidupan anak. Konflik ini menimbulkan situasi ikatan ganda bagi anak. Anak berespon pada sisi mencintai yang ditunjukan orang tuannya, tetapi tumbuh untuk membenci sisi mengendalikan pada orang tuanya. Cinta/kebencian ini menimbulkan ambivalensi dan depresi disertai ego yang lemah dan superego yang lebih dominan, yang pada mania disangkal. Karena manusia merupakan penyangkalan depresi, individu yang mengalami mania didominasi oleh id dengan sedikit manifestasi super ego sampai individu mengalami siklus kembali ke keadaan normal atau fase depresif gangguan bipolar.

Teori Kognitif

Individu dalam keadaan manik seringkali memiliki pemikiran akan keyakinan dirinya yang berlebih, seperti dirinya merasa mampu melakukan berbagai hal. Teori Aaron Beck (1967a. 1967b, 1976) tentang penyebab depresi berkaitan dengan pikiran negatif individu yang depresi. Mereka memandang diri sendiri, dunia, dam masa depan mereka dalam bentuk kegagalan yang menyimpang, dengan secara berulang menginterpretasikan pengalaman sebagai hal yang sulit dan membebani serta menginterpretasi diri mereka sendiri sebagai orang yang tidak konsekuen dan tidak kompeten.

Dalam studi mengenai faktor-faktor kognitif, gaya atribusional dan sikap disfungsional bersama dengan peristiwa negatif dalam hidup, memprediksi meningkatnya simtom-simtom depresi pada penderita bipolar (Reilly-Harrington dkk., 1999)

Teori Interpersonal

Para individu yang depresi cenderung memiliki sedikit jaringan sosial dan menganggap jaringan sosial hanya memberikan sedikit dukungan. Berkurangnya dukungan sosial dapat melemahkan kemampuan individu untuk mengatasi berbagai peristiwa hidup yang negatif dan membuatnya rentan terhadap depresi. Kurangnya dukungan sosial tersebut disebabkan oleh fakta bahwa orang-orang yang depresi memicu reaksi negatif dari orang lain. Contohnya, orang-orang dapat menganggap hal-hal ini sebagai sesuatu yang menyebalkan: berbicara sangat lambat, banyak jeda ; jarang melakukan kontak mata ; lebih banyak ekspresi wajah yang negatif dibandingkan ekspresi wajah positif.

IV. Prevensi

·Prevensi Primer

Langkah awal adalah dengan mencari gambaran tentang tanda-tanda awal dalam munculnya gangguan bipolar di masa muda. Langkah selanjutnya adalah penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko yang dapat mengembangkan gangguan bipolar pada masa muda.

·Prevensi Sekunder

Usaha untuk mencegah perkembangan depresi pada masa kanak-kanak lebih ditekankan pada mereka yang memiliki resiko tinggi, yaitu anak-anak dari para ibu yang depresi. Gelfand dan kelompoknya (1996) mengembangkan program intervensi untuk ibu yang depresi dan bayi mereka. Kunjungan dilakukan perawat yang bertujuan untuk meningkatkan pengasuhan ibu yang mengalami depresi maupun membantu mengembangkan interaksi yang lebih baik antara ibu dan bayinya.

Usaha untuk mencegah depresi pada remaja dalam skala besar telah diluncurkan di Australia oleh Shochet, Dadds, dan kelompoknya (2001). Para peneliti mengembangkan 11 sesi yang diberi nama RAP (Resourceful Adolescent Program) yang menggabungkan banyak bagian dari terapi kognitif-behavioral juga menargetkan faktor resiko interpersonal dan keluarga. Perawatan kedua menggambungkan RAP dengan tiga sesi orang tua untuk mengurangi konflik keluarga dan meningkatkan responsivitas dan kehangatan orang tua.

·Prevensi Tersier

Pharmachotherapy

Terdapat asumsi bahwa gangguan bipolar merupakan gangguan yang didasari secara biologis, obat dijadikan perawatan yang utama. Umumnya, diresepkan dengan obat seperti litium karbonat, yang berasal dari garam alami. Obat lain adalah valporic acid/divalporex sodium (Depakote).

Suatu studi meneliti efektivitas tiga mood stabilizers yang berbeda dalam perawatan gangguan bipolar pada 42 anak-anak dan remaja yang berusia 8-18 tahun (Kowatch et al., 2000). Anak-anak secara acak diberikan 6 minggu perawatan dengan lithium, asam valproic, atau carbamazepine. Tingkat tanggapan untuk semua kondisi adalah positif, mulai dari 34 sampai 50 persen, dan ada tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok.

Family Therapy

Miklowitz dan rekan-rekan (2003) mengembangkan dan menguji intervensi keluarga untuk orang dengan gangguan bipolar. Terapi keluarga termasuk semua anggota keluarga yang masih ada (pasangan, orangtua, dan saudaranya) dan menyediakan pendidikan fisik tentang gangguan bipolar, serta pelatihan dalam komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah.

V. Contoh Kasus

Seorang laki-laki dengan usia 42 tahun mengalami episode manik untuk ketiga kalinya. Pada setiap episode ia menunjukan pola klasik simtom-simton manik, dan sebagian besar perilaku maniknya berpusat delusi kebesaran bahwa ia adalah pebisnis terhebat di dunia. “ Tahukah anda bahwa hari ini saya telah membeli 20 perusahaan?” demikian dikatakannya diawal suatu sesi terapi. “Bahwa Bill Gates sekalipun tidak ada artinya dibanding saya”. Dalam berbagai sesi diantara episode-episode tersebut terungkap bahwa keberhasilan dalam bisnis memang merupakan masalah utama pasien. Namun, ia sama sekali bukan orang sukses. Orangtuanya memberi pinjaman untuk mendirikan beberapa perusahaan, namunsemuanya bangkrut. Ia terobsesi untuk menyamai keberhasilan ayahnya yang kaya raya, namun seiring berjalannya waktukeberhasilan untuk menyamain ayahnya semakin menjauh. Dengan demikian, tampaknya grandiositas manik yang dialaminya melindunginya dari keharusan menghadapi ketidakberhasilan dalam bisnis ---suatu kenyataan yang mungkin akan semakin menenggelamkannya dalam depresi.



Daftar Pustaka

Kerig, P.K. ; Ludlow, A. ; Wenar, C. (2012). Development Psychopathology (6th edition). New York: Mc Graw Hill.

Davison, G.C. ; Neale. J.M. ; Kring, A.M. (2006). Psikologi Abnormal (Edisi ke-9). Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Nevid, J.S; Rathus, S.A; Greene, B.A. (2000) . Abnormal Psychology In A Changing World (4th edition). New Jersey : Prentice Hall.

Nolen, S.&Hoeksemana.Abnormal Psychology (4th edition). New York : Mc Graw Hill International Edition.

Nama     :  Inez Khoirunnisa

NPM      :   10050011160

Kelas      :   C

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun