Mohon tunggu...
Tubagus Rangga Efarasti
Tubagus Rangga Efarasti Mohon Tunggu... lainnya -

Tubagus Rangga Efarasti Aku cuma ingin belajar menulis, karena aku cuma gelas kosong yang bervolume. Akulah anak kunci yang mencari lubang kepastian, bukan yang tergantung pada paku berkarat. Karena akulah pria yang memberimu kesan pada sebuah kesetiaan. Terus menulis dan menulis terus hingga kutemukan dunia ini tidak selebar celana kolor... *^_^*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyulam Luka Tengah Malam

3 November 2011   13:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kolaborasi Puisi Karya 3 Insan Pembelajar

Assalamu'alaikum... Selamat malam rekan-rekanku yang baik dan damai hatinya. Tiada terasa putaran rembulan telah menggantikan tugas matahari untuk menyinari bumi kita tercinta. Tiada terasa pula aktivitas dan rutinitas yang kita lakukan seharian ini menghantarkan kita menstabilkan kembali stamina kita. Tiada lupa bagi rekan-rekan yang bahkan memulai aktivitasnya di setiap temaram malam, kami ucapkan selamat berkreativitas serta beraktivitas dengan semangat. Baiklah, kami di sini bermaksud ingin menyajikan sebuah karya sederhana yang kami lahirkan dari rahim inspirasi serta imajinasi. Karya sederhana dari hasil kolaborasi tentang rasa. Dan kami ingin menyampaikan kepada mereka yang gemar mengkhianati tulusnya cinta seorang lelaki. Semoga puisi ini dapat menyertai kedamaian istirahat rekan-rekan. Kami hanyalah insan pembelajar, sudah barang tentu masih perlu dan haus akan setiap pembelajaran. Dalam kolaborasi kali ini, kami tiada memungkiri bahwa masih banyak kekurangan, baik diksi maupun metafora atau apalah itu. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih terdapat ketidaknyamanan rekan-rekan. Harapan tertinggi kami adalah, rekan-rekan dapat menikmati hasil kolaborasi kami yang sederhana ini. Kami pun dahaga kritik, saran serta komentar dari rekan-rekan (yang membangun, bukan menjatuhkan ya). Hal ini kami harapkan demi keberlangsungan untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Sekali lagi kami memohon maaf dan terimakasih banyak atas apresiasi rekan-rekan. Semoga damai bersama. Amin...  Akhir salam, selamat menikmati... *^_^* Wassalamu'alaikum.... Tembusan : Tamasya Musafir Kata (Tamta) & Ujung Pena (Upeners)

***

Tema                           : Pengkhianatan Cinta Judul                            : Menyulam Luka Tengah Malam Penulis / Keterangan    : 1.      Tubagus Rangga Efarasti/ Reguler 2.      Tinta Sajak/ Italic 3.      Rosad Ady/ Bold Menyulam Luka Tengah Malam aku butuh berjuta-juta wanita bukan di sampingku, tapi di sekitar aku merindu warna dan aroma semua bunga bukan cuma mawar semua warna bukan hanya pelangi semua rasa bukan hanya manis pahit semua mawar takkan cukup baiklah, kalau begitu aku akan bicara tentang sesuatu bahwa aku butuh cinta yang dahsyat bukan sesaat sekian waktu mencarinya di jalan hati bergeliat sekeringnya airmata, sesering juga tersesat dan sebentar kemudian kutemukan cinta tanpa nama, apakah juga tanpa dusta? seperti seorang pemimpi aku intip apa yang ada dalam hatimu tentang diriku namun lagi, kau patahkan langkahku lembut tuturmu tikam aku surutkan air mata yang tak rela kukucurkan untuk sebuah pengkhianatan begitu mudah kau tinggalkan aku sendirian haruskah kurayakan bersama isak memilukan haruskah kukemasi kasih sayang lantas tepuk tanganmu riuh melayang gempita dalam lukaku meradang bimbang! cintamu bagai maut yang buatku yatim di jalanan riuh-lemas asa-asa atas tawa gelakmu hingga ladang cintaku gersang cerita kita kau anggap usang tak habis pikirku bila duniamu bukan untukku sekiranya aku bertaruh duka nestapa di atas dusta kini waktu bergegas berburu beranjak dari pedihnya sendiri lari-terus berlari kini kubalut luka terparah tinggalkan batu pijak percaya semua akan berubah jadi lebih bijak bagai ombak yang menggulung harap kularungkan ke dasar jurang ku lemparkan ke semua padang untukmu mungkin aku hanya ilalang di bawah kata kutafsirkan pengkhianatan cinta mengambang dalam sela-sela dusta cepatlah pergi bawa saja kata itu karena memandangmu menolehmu adalah kematianku tapi bukan harus aku binasa semua geletar tidak biasa kurajut kembali tanpa titik pun koma agar kau tahu betapa cinta yang kumiliki adalah harum canda beraroma kehangatan dari palung hati dan kau tidak teliti maaf jika ku vonis kau dengan sebutan bodoh paling bodoh tak pernah kau gali betapa beningnya air sumur cintaku yang akan kau reguk nanti saat kau kehausan saat kau kepanasan dalam bimbang dalam angan dalam gumam pertanyaan yang berkepanjangan tak ada kata tanya yang bisa ku jawab kepedihan yang kau kirimkan adalah kado terakhir hidupku belum puaskah kau mencercaku dengan wajah busukmu? kini tinggalkan aku bila tak sanggup menunggu masih banyak cinta memelukmu lupakan aku bila mengingatku terlampau perih masih ada yang pantas untuk kau pilih pergilah!! karena buatku hilang satu tumbuh lebih seribu bukan mengusirmu aku hanya penuhi satu yaitu permintaan terakhirmu tuk mengubur cerita kita dalam bisu hadirmu mengupas ari di mataku kini biarkanlah hatiku berdiri dalam mimpi tanpamu bayangmu dan cintamu kau tahu, malamku jadi rimbunan tembakau geliat pagiku semakin jadi kacau balau hanya kesabaran yang kian parau setelah terhempas asmara rantau bungkam semua malammu rayuan indahmu adalah dusta bagi hati halusku buang saja keindahan itu kubur di segala penjuru wajahmu lanjutkanlah apa yang sedang kau tuju beratus rupa kuacuhkan sayang, ketahuilah itu untuk melukiskan wajahmu dalam cangkir kopiku beratus raga kupertaruhkan sayang, ketahui pula itu untuk menuliskan tawamu dalam lompatan asapku Tamasya Musafir Kata - Ujung Pena, 29 Oktober - 1 November 2011

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun