"Kini Ramadhan telah pergi, tapi jejaknya tetap hidup. Setiap Sholat Sunnah adalah rindu, setiap ayat yang dibaca adalah janji. Mari kita jaga api ini menyala sampai pertemuan berikutnya. Karena pertanda cinta sejati pada Ramadan adalah ketika kepergiannya justru menjadi awal perubahan hakiki. Sampai jumpa di kemenangan berikutnya."Â Â
Sinopsis: Surat Cinta untuk Ramadhan Tahun Depan
Sebuah surat rindu penuh penyesalan kepada Ramadhan yang telah pergi. Aku menyadari dan mengakui kelalaianku selama bulan suci, tetapi aku berjanji untuk bertransformasi jika diberi kesempatan bertemu lagi. Semoga surat ini menggugah kita semua (pembaca) untuk merenung;Â
Sudahkah kita benar-benar memaknai Ramadan?
Bismillahirrahmanirrahim...
Ramadhan yang kucintai!
Aku menulis surat ini dengan getar rindu yang tak tertahankan. Kau baru saja pergi, meninggalkan ruang sunyi yang dulu kau penuhi dengan cahaya dan doa.Â
Aku masih merasakan hangat dekapanmu, gemuruh malam-malam panjang di mana air mata taubat dan harapan bersatu. Tapi kini, aku ditinggalkan dengan satu pertanyaan yang menggelisahkan:Â
Sudahkah aku memanfaatkan setiap detik bersamamu dengan sebaik-baiknya?
Ramadhan, maafkan aku...
Aku ingat saat kau datang dengan lembut, membawa rahmat yang tak terhitung. Kau mengetuk pintu hatiku, mengajakku pulang.Â
Tapi aku? Aku terlalu sibuk dengan gemerlap dunia yang tak pernah cukup. Aku mengaku mencintaimu, tapi sering kali kutinggalkan Sholat Sunnah hanya karena lelah. Aku berjanji ingin berubah, tapi masih saja tergelincir dalam kelalaian yang sama.
- Berapa banyak malam yang kau suguhkan untukku, tapi aku lebih memilih layar gadget daripada sujud panjang?
- Berapa banyak ayat-ayat cinta dari-Nya yang kau bisikkan, tapi aku tak sempatkan untuk menghafal atau merenunginya?
- Berapa banyak kesempatan taubat yang kau berikan, tapi aku malah sibuk mengumpulkan dosa baru?
Ramadhan, jangan tinggalkan aku...
Aku takut, Ramadhan. Takut jika tahun depan aku tak lagi bisa merasakan kehadiranmu. Takut jika usia tak lagi diberi kesempatan untuk memperbaiki semua yang kusia-siakan. Takut jika dosa-dosaku membuatku tak layak menyambutmu lagi.
Tapi izinkan aku berjanji---jika Allah mengizinkan kita bertemu lagi tahun depan---aku tak akan menyia-nyiakanmu. Aku akan memelukmu lebih erat, menghargai setiap tarikan nafas bersamamu, dan menjadikan setiap detik sebagai jalan mendekat kepada-Nya.
Aku tak ingin kau hanya menjadi tamu yang datang dan pergi. Aku ingin kau tinggal dalam jiwaku, mengubah setiap hari setelah kepergianmu menjadi lebih bermakna.Â
Aku ingin Ramadhan bukan sekadar bulan di kalender, tapi ruh yang hidup dalam setiap langkahku.
Ramadhan, aku menantimu...
Jika Allah mengizinkan, tahun depan aku ingin menyambutmu dengan hati yang lebih bersih, iman yang lebih kokoh, dan cinta yang lebih tulus.
 Foto: Ilustrasi Tulisan Selamat Idul Fitri (Pixabay/titouhwayne)Â

Aku ingin kau menjadi titik balik sejati dalam hidupku, saat di mana aku benar-benar berubah. Dan ketika kau pergi nanti, aku tak ingin lagi merasakan kehilangan;Â
karena cahayamu akan tetap menyala dalam setiap amalanku.
Sampai jumpa lagi, Ramadhan. Aku berjanji akan menjaga setiap pelajaran yang kau tinggalkan. Aku akan berusaha menjadi hamba yang lebih baik, bukan hanya di hadapanmu, tapi di hadapan Dia yang menciptakan cinta antara kita.
Terima kasih untuk semua kasih sayangmu, untuk setiap ampunan yang kau bawa, dan untuk harapan yang kau tanam dalam hatiku.
Sampai bertemu lagi, insya Allah.
Dengan rindu yang mendalam,
Seorang hamba yang masih belajar mencintai-Nya.
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Semoga tahun ini kita tidak hanya pulang ke fitri, tapi juga menemukan makna sejati sebagai hamba yang selalu rindu akan rahmat-Nya."
That's all from me today. See you in the next article! Thank you for stopping by.Â
 The brain modification your transmitter...
Sulamadaha - Ternate, Â 30 Ramadhan 1446 Hijriah/ 30 Maret 2025.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI