Mohon tunggu...
wiezkf
wiezkf Mohon Tunggu... Open Observer

Writing on what has already been written, reflecting and innovating. It is simply a hobby of an Open Scientist.! 😉😄☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kurma: Jejak Manis Lintas Zaman, dari Gurun ke Nusantara

2 Maret 2025   03:43 Diperbarui: 2 Maret 2025   03:43 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hidangan buah kurma diatas meja (Unsplash/Ahmet Kurt) 

"Kurma, buah yang sarat dengan sejarah dan makna mendalam, telah menjelma menjadi ikon budaya dan spiritual yang abadi. Berawal dari tanah-tanah jauh seperti Maroko hingga ke Nusantara Indonesia, kurma menjadi benang merah yang menyatukan tradisi, nilai-nilai luhur, dan semangat kebersamaan dalam keberagaman." 

Filosofi Sejarah dan Jenis-Jenis Kurma dari Berbagai Negara 

Kurma, buah yang kaya akan sejarah dan makna budaya, telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia selama ribuan tahun (Yildiz, Sara Nur., 2014; Chao & Krueger., 2007). Setiap negara penghasil kurma memiliki jenis dan filosofi tersendiri. 

Misalnya, kurma Medjool dari Maroko dikenal sebagai "Raja Kurma" karena ukurannya yang besar dan rasa manisnya yang khas (Nasrallah Nawal., 2013).

Di Mesir, kurma Hayani sering dikaitkan dengan tradisi kuno Firaun, sementara kurma Deglet Noor dari Tunisia dianggap sebagai "Ratu Kurma" karena warnanya yang keemasan dan teksturnya yang lembut (Griffin, 1999; Al-Jawziyya., 2010). 

"Setiap jenis kurma ini tidak hanya mencerminkan kekayaan alam, tetapi juga nilai-nilai budaya dan spiritual yang mendalam (Al-Farsi & Lee, 2008)."

Kurma di Indonesia: Pilihan Utama Saat Ramadhan

Di Indonesia, kurma menjadi salah satu hidangan wajib selama bulan Ramadhan. Jenis kurma yang paling populer adalah kurma Ajwa, yang dikenal sebagai "Kurma Nabi" karena diyakini memiliki nilai spiritual tinggi. 

"Selain itu, kurma Sukari dan Medjool juga banyak dikonsumsi karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis (Al-shahib & Marshall., 2009)."

Foto Tumpukan Buah Kurma (Unsplash/Florentina Tilvic)
Foto Tumpukan Buah Kurma (Unsplash/Florentina Tilvic)
Kurma dipilih masyarakat Indonesia karena nilai gizi dan makna religiusnya, simbol berkah dan kesederhanaan, sesuai ajaran Islam (Badan Pusat Statistik, 2024).

Sajian Menu Khas Kurma Saat Berbuka Puasa

Selain dimakan langsung, kurma diolah jadi sajian khas buka puasa, seperti es kurma, kolak, sirup, puding, atau kue (Fitri Anisa., 2023). Olahan ini penuh gizi dan mempererat tradisi kebersamaan keluarga (Kemenkes RI, 2024).

Kurma sebagai Simbol Persatuan dan Keberagaman

Keberagaman jenis kurma yang dikonsumsi di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya dan toleransi masyarakat. Meskipun berasal dari berbagai negara, kurma telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Muslim di Indonesia. 

Foto Buah Kurma dan Secengkir Kopi (Unsplash/Slashio Photography)
Foto Buah Kurma dan Secengkir Kopi (Unsplash/Slashio Photography)

Filosofi kurma sebagai buah yang tumbuh di tanah gersang, namun menghasilkan manisnya kehidupan juga menjadi metafora bagi ketahanan dan harapan (Zayed, 2020). 

Dalam konteks sosial, kurma mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kebersamaan, dan rasa syukur, yang relevan dengan semangat Ramadhan (Hassan, 2019).

Kurma dalam Perspektif Sejarah dan Budaya

Kurma bukan sekadar buah, melainkan simbol sejarah, budaya, dan spiritualitas yang mendalam. Dari Maroko hingga Indonesia, setiap jenis kurma membawa cerita dan filosofi tersendiri. 

"Di Indonesia, kurma telah menjadi bagian integral dari tradisi Ramadhan, baik sebagai hidangan langsung maupun olahan kreatif." 

Melalui kurma, kita dapat melihat bagaimana makanan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, serta antara berbagai budaya dan kepercayaan. Dengan memahami makna di balik kurma (Eid Noura., et al. 2015), kita dapat lebih menghargai kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya.

Intisari

Kurma, dengan segala filosofi dan sejarahnya, mengajarkan kita tentang ketahanan, kesederhanaan, dan kebersamaan. Sebagai simbol budaya dan spiritual, kurma tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menyatukan masyarakat dalam nilai-nilai universal. Melalui kurma, kita merayakan keberagaman dan menghargai warisan budaya Dunia dan Nusantara yang kaya.

Bibliografi

Referensi berbasis tautan tanpa detail bibliografi dalam artikel ini.

That's all from me today. See you in the next article! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun