Mohon tunggu...
Nyonya Besar
Nyonya Besar Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Verified

Sering marah, tapi gak suka marah, hobinya masak, padahal gak bisa juga, senang kalau menang di debat kusir, sering juga mikir yang gak penting-penting, trus marah-marah, gak bisa berhenti makan (saya hanyalah wanita biasa), bahagia saat nonton drama korea sambil nangis sesegukan, tidak punya bakat olahraga tapi kecanduan badminton dan voli. Pengennya suka nulis, tapi malas baca, malas tidur, lebih malas lagi kalau bangun, lemah hati tapi bohong demi imej.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fasih Semua Bahasa

27 April 2021   08:13 Diperbarui: 27 April 2021   08:23 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kemacetan di jalan raya umumnya terjadi karena perbandingan antara kendaraan dan jalan raya yang tidak sesuai. Penyebab paling sering adalah penyempitan jalan. Kecelakaan dapat menyebabkan penyempitan jalan. Perbaikan jalan dapat juga menyebabkan penyempitan jalan. Pertemuan dari 2 lajur menjadi 1 juga menyebabkan penyempitan jalan. Namun ada satu fenomena kemacetan yang tidak disebabkan penyempitan jalan. Fenomena tersebut dikenal dengan sebutan "phantom jam" (phantom = hantu, jam = macet). 

Phantom jam dimulai ketika ada sebuah mobil yang melambat (meski hanya sedikit) di saat kondisi jalanan sedang padat. Perlambatan tadi mengakibatkan mobil di belakangnya ikut melambat dan diikuti mobil di belakangnya dan diikuti lagi oleh mobil di belakangnya dan seterusnya. Perlambatan mobil di bagian belakang akan selalu lebih besar dibanding mobil di depannya. 

Artinya mereka menginjak rem lebih dalam dibandingkan mobil di depannya (dengan harapan menghindari kecelakaan). Aksi perlambatan ini terus menyebar hingga akhirnya ada mobil yang benar-benar berhenti. Mobil di belakangnya akan ikut berhenti dan diikuti mobil di belakangnya lagi dan seterusnya. Kondisi tadi kita kenal dengan kemacetan. 

Berhenti total (walau sesaat) yang ternyata hanya efek domino dari perlambatan satu mobil saja. Kemacetan "tanpa" penyebab jelas. Pasti pernah menembus macet yang seperti itu kan? Artinya bila tidak ada yang "punya niatan untuk berhenti (atau melambat)" maka tidak akan ada kemacetan (dalam kasus ini phantom jam)

Sama halnya dengan aliran darah di otak, dimana pembuluh darah berperan sebagai jalan raya dan sel darah merah sebagai mobilnya. Penyempitan pembuluh darah (arteri) di dalam otak disebut stenosis intrakranial. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan plak atau atherosklerosis di dalam dinding pembuluh darah. Atherosklerosis mengakibatkan perlambatan aliran darah ke otak. Perlambatan kemudian menimbulkan keluhan dan gejala yang akrab kita panggil dengan nama "stroke".

Komunikasi adalah keahlian. Komunikasi merupakan proses perpindahan informasi dari dan ke suatu orang atau grup. Bahasa adalah suatu sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan signal tambahan seperti suara, tulisan, dan gerakan tubuh. Bahasa adalah kerja otak. Bukan hanya peran lidah yang lincah, bibir yang ranum, dan telinga yang sabar saja. "Departemen bahasa" terletak -umumnya- di area otak sebelah kiri. Hampir semua bagian otak ikut aktif dalam menghasilkan dan memahami suatu bahasa. 

Dalam proses pemahaman bahasa, kita melihat (dengan bantuan saraf mata), membaca tulisan melalui korteks visual atau merasakan kata melalui korteks sensori (misal: meraba huruf Braile) atau mendengarkan cerita melalui korteks pendengaran. Sinyal saraf bergerak kesana kemari di dalam otak kita selama proses pemahaman bahasa. Kerja otak ini membuat kita fasih berbahasa.

Bahasa adalah kerja otak

Ingat soal stroke yang kita bicarakan sebelumnya? Jika stroke terjadi di pusat bahasa di otak, maka gejala yang muncul adalah gangguan bahasa (dalam bahasa latin: Aphasia). Aphasia bisa diterapi namun hasilnya hingga kini masih belum memuaskan. Bila menderita aphasia, kita tidak mampu mengungkapkan perasaan, tidak mampu menyebutkan nama benda, tidak mampu melafalkan nama anggota keluarga. Hanya diam. Kadang hanya satu kata saja yang mampu kita ucapkan, sebut saja kata "Bi!". 

Setiap ditanya, kita hanya mampu menjawab "Bi!" (reka adegan: "Kamu mau makan ?" "Bi!"; "Pilih ini atau itu?" "Bi!"; "Bagaimana kabarmu?" "Bi!"). Gejala seperti tadi adalah aphasia tipe "non-fluent". Ada juga aphasia tipe "fluent" dimana kita mampu memproduksi kata namun tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ingin dikatakan? (reka adegan: "Kamu mau makan ?" "Mobil besok besar" - seharusnya: belum -; "Pilih ini atau itu?" "Tidur biru anu" - seharusnya: ini -; "Bagaimana kabarmu?" "Satu dua lima" - seharusnya: baik! -. ..... Dan semua itu berlangsung selamanya. Bisa bayangkan rasanya tidak bisa mengungkapkan isi hatimu kepada dunia? Selamanya... , Bisa? Tidak ada yang menginginkan hal itu terjadi. Kita ingin hidup yang berkualitas. Kita ingin mengerti dan dimengerti. Kita ingin fasih banyak bahasa.

Kadang hanya satu kata saja yang mampu kita ucapkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun