Mohon tunggu...
Tsalis Khoirul Ummah
Tsalis Khoirul Ummah Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu rumah tangga, apa adanya aja terus belajar dan berusaha memberikan yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kekayaanku yang Seutuhnya

5 Januari 2013   13:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kekayaan secara materi menurut saya hanya bersifat penilaian saja, ambil saja contoh kalau se bejo adalah orang paling kaya dikampungnya dengan harta ratusan juta sedangkan para tetangga hanya punya ratusan ribu saja maka bejo sudah akan dibilang kaya menurut penilaian tetangga, lalu  bejo dibandingkan para pebisnis taruh saja yang kelas nasional atau internasional  yang hartanya milyaran dan triliunan maka bejo akan dianggap yang termasuk orang biasa saja. Begitulah gambaran gampangnya bagi saya bahwasannya penilaian seseorang tentang kekayaan adalah bersifat relatif dan tanpa batas, tiap orang boleh memberikan penilaian yang berbeda-beda, apakah saya kaya???? hehehe beri saya waktu untuk tersenyum dan saya akan memberi anda waktu untuk menjawab nya karena jawabannya adalah bersifat relatf  tergantung pada diri anda masing-masing bagaimana anda menilai saya.

Kalau kita kaya bukan berarti kita akan terjamin hidup makmur selamanya karena kita tak pernah tau musibah apa yang mungkin terjadi pada kita, mungkin gempa yang menghancurkan segala aset, mungkin tertipu, mungkin penyakit yang mengahbiskan dana besar mungkin anak atau keluarga yang main rusak-rusakan dan membuat kita kehabisan harta karena mengurusnya dari satu kasus kekasus yang lain. Saya secara pribadi tentu nya tak berharap ini terjadi pada diri saya maupun orang lain. Tapi kita adalah manusia yang punya titik lemah yang terkadang tidak kita sadari dan mungkin membawa kita pada satu keaadaan tertentu yaitu titik kejatuhan.

Kekayaan adalah sesuatu yang dapat kita nikmati dan kita manfaatkan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang disekitar kita selama kita memilikinya, tidak ada satu orangpun yang bisa menjamin bahwa hari ini dia kaya sebulan kedepan dia masih akan tetap kaya karena kita tak pernah tahu rahasia yang maha kuasa mungkin dalam sekejap bisa saja diambail. Maka hal terbaik menurut saya dalam menyikapi materi yang sudah kita miliki adalah pertama dengan mensykurinya, menggunakan sebaik-baiknya untuk bisa kita nikmati bersama keluarga dan lingkungan dalam jalur yang benar, tak perlu terlalu pelit karena takut jatuh miskin juga tak perlu berlebihan karena kita akan jatuh bangkrut karena salah manajemen keuangan, jika kekayaan kita yang berlimpah (berapapun jumlah nya itu) hanya bisa menyenangkan diri sendiri dan tak bermanfaat baik untuk keluarga maupun lingkungan maka  sudah saatnya kita bertanya pada diri kita sendiri sebarapa bermanfaatkah harta yang sudah kita miliki? dan apa yang harus kita perbaiki dari sikap kita.

Kekayaan yang seutuhnya bagi saya adalah kekayaan yang berada dalam keseimbangan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kaya materi yaitu apa yang sudah kita miliki, kita patut berjuang keras untuk bisa mendapatkannya tentu dengan jalan yang benar, karena hidup tak bisa berjalan tanpa adanya materi yang mencukupi, saya hidup butuh makan, minum, berpakaian, berobat, tempat tinggal yang layak dsb. realistis saja, saya tidak percaya jika ada yang hidup tanpa butuh materi, lebih baik mencukupi diri sendiri dengan hasil kerja keras kita meski hasil tak seberapa dari pada duduk manis menunggu pemberian orang lain. Kenapa saya bilang menunggu pemberian orang lain adalah cara yang tidak aman karena jika sang pemberi mengalami kebangkrutan maka tamatlah riwayat anda hehehe kayak film saja pakai tamat riwayat.

2.Kaya ilmu, seberapapun banyaknya materi yang kita miliki kita tidak akan bisa menggunakan nya dengan baik dan dalam jalur yang seharusnya jika kita tak memiliki ilmunya.  Punya harta banyak tapi tak mengerti cara menggunakannya alih-alih bukan membawa manfaat bagi diri kita sebaliknya membawa kita pada kehancuran.  harta yang kita miliki bukan hanya untuk diri kita sendiri, ada hak bagi keluarga , lingkungan, orang-orang tidak mampu dsb. Bagi yang mempunyai pengertian cukup dalam mengurus harta meski jumlah nya tidak terlalu banyak maka akan bisa memberikan manfaat untuk orang banyak.

3. Kaya hati, dimana kita bisa menerima dengan penuh rasa syukur atas apa yang sudah dianugerahkan tuhan pada kita, dan memanfaatkannya dengan baik, mampu mengelola hati dalam menyikapi kekayaan yang sudah dimiliki dengan menghilangkan sifat negatif dari hati seperti mencela orang yang meminta, sombong dan memperlakukan oarng disekitarnya sebagai kelas atau kasta rendah dibawahnya, pamer harta dan menyakiti yang tidak mampu, kita hidup sewajarnya saja jika kita sudah kaya harta tapi tidak kaya hati alias berhati jahat maka kita belum kaya seutuhnya karena ternyata hidup kita masih untuk menyakiti orang lain dan bukan membahagiakan orang lain. Jika sekarang kita sombong dan tiba-tiba besok kita jatuh miskin lebih miskin dari yang kita hina maka tunggu saatnya kita butuh bantuan tak akan ada seorangpun yang datang karena kesombongan kita dimasa lalu sudah membakar habis rasa kasihan orang lain terhadap kita.

4. Kaya saudara, dengan kekayaan kita bisa membangun persaudaraan denga sebaik baiknya dan sebanyak-banyaknya, karena kita punya pendukung yang cukup untuk bisa membantu orang-orang disekitar kita, berbaur bersama mereka baik dengan menciptakan lapangan kerja, membantu pendidikan atau apapun yang kita mampu.

Hidup yang indah dan berarti bagi saya adalah ketika saya berada dalam kecukupan tanpa harus merepotkan meminta pada orang lain, tetap bisa tersenyum tulus dan ramah serta merasa ketentraman berada disekitar orang -orang yang menyayangi dan saya sayangi baik keluarga teman  maupun lingkungan, membangun persaudaraan yang tanpa batas dan tanpa membeda-bedakan siapa yang kaya dan siapa yang miskin.

Yah beginilah hidup nano-nano ramai rasanya.

Salam manis, Tsalis Ku, Madinah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun