Apakah kecemasan itu tidak penting dan harus dihindari dengan sesegera mungkin?
Oleh: Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, 29 November 2021
Pada tulisan di atas (sebelumnya), kita mengetahui bahwa kecemasan tersebut bisa dialami oleh siapapun tanpa terkecuali dan semua orang pasti pernah mengalami kecemasan. Hal tersebut dinyatakan oleh Ramaiah, dkk., (2003:ix), dimana Ramaiah, dkk., mengatakan bahwa: kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya.
Kecemasan dialami oleh siapapun tanpa terkecuali, misalnya pada anak-anak yang cemas karena jauh atau tidak bertemu dengan orangtuanya pada waktu tertentu.
Selain itu, pada remaja, kecemasan dialami misalnya remaja yang merasa khawatir atau panik dengan nilai-nilai yang diperoleh dalam setiap mata pelajaran di sekolah, dimana jika tidak lulus akan dihukum oleh orangtua atau dipermalukan oleh teman-teman di dalam kelasnya.
Orangtua juga mengalami kecemasan, misalnya dalam hal masa depan anaknya, dimana orangtua merasa khawatir atau panik seperti apa dan bagaimana masa depan dari anak-anaknya kelak.
Apalagi bagi orangtua yang memiliki anak-anak yang kurang pintar atau malah anak-anak yang sering membuat ulah di dalam kelas, maupun di luar kelas (dengan kata lain adalah siswa yang bandel atau melawan).
Begitu juga dengan kakek atau nenek, kakek atau nenek juga pasti mengalami yang disebut sebagai kecemasan tersebut, dimana misalnya kecemasan mereka adalah tentang kesehatan mereka. Hal tersebut karena tubuh dari kakek atau nenek itu yang kian melemah dari hari ke hari.
Selain itu, disebabkan juga karena makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh kakek atau nenek tersebut selagi masih muda. Sehingga membuat kakek atau nenek merasa khawatir atau panik jika makan "ini", akan dapat mengalami penyakit "ini", dimana tergantung dari apa makanan yang dikonsumsi, seberapa banyak makanan itu dikonsumsi dan apa organ tubuh yang akan dipengaruhinya.
Terlalu banyak tidak baik, begitupula jika terlalu sedikit juga tidak baik. Ahli bedah muda yang cakap bernama Louis Gibson dan seorang internis muda yang pandai bernama Robert S. Bone, yang merupakan salah satu dokter muda yang terkemuka yang telah mendirikan dan memimpin "The Medical Arts Clinic" klinik pengobatan di Corsicana, Texas, mengatakan kepada Haggai (1986:9) bahwa: keluhan utama dari lebih 70% orang-orang yang datang kepada mereka adalah tidak dapat tidur, yang diakibatkan oleh yang disebut sebagai kuatir atau kecemasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakkan orang yang datang berobat ke rumah sakit itu disebabkan oleh kecemasan. Namun, dokter terkadang lebih melihat penyakit lebih ke arah penyakit fisik (jasmani) belaka, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain sebagainya, tanpa mengobati penyebab yang menyebabkan penyakit tersebut terjadi.
Hal tersebut karena kecemasan tersebut dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, dan lain-lain sebagainya, yang diakibatkan oleh menurunnya imunitas atau daya tahan tubuh terhadap penyakit, sehingga pantas saja orang akan mengalami berbagai penyakit tersebut.
Dokter yang lebih melihat ke arah jasmani tersebut telah dikatakan oleh salah seorang tokoh filsafat terkenal bernama Plato, dimana Plato (Bantara, 2010:36) mengatakan bahwa: kesalahan terbesar para dokter ialah mereka mencoba mengobati jasmani tanpa berusaha mengobati rohaninya.
Sebenarnya kecemasan tersebut bukan masalah baik atau buruknya, melainkan tergantung dari ke mana arah atau ke mana tujuan dari kecemasan tersebut diarahkan. Jika diarahkan ke arah yang baik akan berdampak baik, sedangkan jika diarahkan ke arah yang tidak baik akan berdampak buruk bagi siapapun tanpa terkecuali.
Misalnya, salah seorang anak melihat ada orang yang kecelakaan di depannya karena tabrakan. Hal tersebut dapat membuat si anak menjadi panik atau khawatir bahkan bisa jadi si anak menjadi trauma melihat kecelakaan yang terjadi didepannya tersebut (itu jika diarahkan ke arah yang negatif sehingga mengakibatkan hal buruk, dimana anak tersebut menjadi trauma jika melihat kecelakaan).
Tetapi dapat berdampak baik jika anak tersebut mengarahkan ketakutan atau kekhawatiran tersebut dengan berteriak meminta tolong, mencari pertolongan atau menelepon pihak rumah sakit, sehingga yang kecelakaan dapat ditolong.
Hal tersebut dapat menjadi berkat bagi anak tersebut karena menolong orang. Semua tergantung kepada anak tersebut mau diarahkan kemana kecemasan tersebut, apakah diarahkan sebagai sesuatu pemikiran yang menakutkan atau menghantui, atau malah diarahkan sebagai tindakan menolong sesama yang sedang dalam suatu bahaya tertentu.
Dimana si anak menjadi trauma, atau malah menjadi berkat dengan menolong sesama. Kendatipun terkadang ada itu yang secara spontan ke arah negatif jika merespon hal tersebut, namun alangkah lebih baik jika diarahkan ke arah yang positif.
Semua tergantung kita mau arahkan kemana hal tersebut. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan tersebut bukan perkara penting dan harus dihindari, melainkan ke arah mana kecemasan tersebut diarahkan, yaitu ke arah yang positif.
Dari hal tersebut, jika diarahkan ke arah yang positif maka kecemasan tersebut penting dan tidak boleh dihindari karena dapat berdampak baik kepada siapapun tanpa terkecuali.