Mohon tunggu...
Tryas Munarsyah
Tryas Munarsyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu Mencari Pemuda pencari solusi bukan Pemuda pemaki-maki.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Generasi Prestasi

13 Juni 2015   05:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Malam yang tenang saat ini membuatku tak dapat melelapkan mata jenuhnya. Rasa lelah dan kesal yang dirasa tak jua mau pergi dari tubuh dengan nikmatnya pelukan sang bantal dan guling didekatku. Aku tak  tau ada apa dengan mata ini yang tak ingin di pejamkan oleh sang tuan. Karenanya untuk mengobati rasa itu ku mulailah tulisan ini tentang kalian. Tentang rasa salut dan banggaku pada kalian kawan, mungkin terutama untuk dirinya yang sangat ku kagumi dan cintai karena Allah, insyaAllah.

Sore hari ketika matahari telah pergi dari peredarannya hingga kemudian dia akan bangun dari tidurnya,  kami kemudian dengan mantap, sergapnya dan penuh keyakinan kepada Allah melangkah menuju tempat para penerus generasi ini berkumpul dan berdiskusi. Mereka sang revolusioner bangsa ini melalui ide dan kreativitas yang dituangkan dalam seuntai tulisan untuk bagaimana menyeleasaikan masalah dan carut marut yang ada. Ya, di Hotel Asia Solo, Jawa Tengahlah kami berada bersama mereka. Tidak hanya kami para mahasiswa/i tentunya. Akan tetapi mulai dari siswa/i SMA diberbagai penjuru negeri bangsa ini hingga mereka sang tauladan dan sang pendidik generasi yakni para guru. Sekitar ratusan manusia berada disana. Daripadanya kami belajar mengadu gagasan dan ide satu sama lain untuk kemudian menyapu bersih jalanan kotor masyarakat itu. Memberikan lampu terang atas gelapnya kehidupan ini. Mulai dari ekonomi, sosial, pendidikan, dan hal lainnya yang mungkin tak bisa ku hitung satu persatu.

Berbekal ilmu yang tidak segunung, tampilan modif persentasi yang tidak seberapa dan kemampuan yang masih perlu di asah, kami kemudian berdiskusi dan menjelasakan secara detail apa yang menjadi solusi atas masalah yang kini sedang hangat dibicarakan. Rasa deg-degan dalam hati itu muncul ketika pertanyaan-pertanyaan telah dilontarkan oleh sang juri. Penentu kebijakan menang atau kalah. Ya meskipun seyugiyanya itu bukan tujuan yang sebenarnya dan akhir dari semua kegiatan ini. Namun kami semua mampu melakukan yang terbaik untuknya, kampus kami tercinta Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Di balik semua itu, begitu bangga dan senangnya diri ini ketika teman-teman atau mungkin bisa aku anggap adik katakanlah mampu melakukan semua itu  dengan penuh percaya diri dan semangat. Terutama mungkin untuk dia yang ku anggap spesial dalam hati dan doa ini. Meskipun memang butuh pemaksaan dan pengorbanan yang cukup ekstra ku lakukan. Mencari dana untuknya dan meyakinkan mereka bahwa mereka bisa dan sanggup melakukan itu semua. Belajar bersaing dan berprestasi. Menyalurkan ide dan gagasan yang dimiliki. Rasa terharu dan bahagia itu ada untukku hingga kadang aku tak menyadari air mata telah mengalir membasahi jalur wajahku. Sebab begitu bangganya aku memiliki mereka semua.

Ini tentunya bukan untuk memuji diri atas apa yang telah dilakukan. Tapi ini adalah bukti keikhlasanku kepada mereka kawanku sekaligus adik-adikku. Dan mungkin terutama untuk dirinya yang semua ku serahkan pada Allah. Karena aku memang tak ingin mendapatkan apa-apa dari itu semua. Aku hanya ingin melihat senyum mereka ketika menyalurkan ide itu dengan baik. Jua aku ingin memberikan yang terbaik untuk mereka meskipun aku tak dapat mengukur itu. Hingga kemudian amal jariyah ini terkumpul, sebab aku tak tau kapan nyawa dalam raga ini di ambil oleh_Nya. Mungkinkah minggu depan, besok atau di ujung detik hingga ku akhiri tulisan ini. Sungguh aku tak tau akan itu, karena Dia yang memegang kunci hidupku. Untuknya ku ingin persiapakan itu semua dengan apa yang aku bisa lakukan untuk mereka terutama dia. Dan semoga Allah memberikan ganjaran yang seimbang. Amiiin.

Waktu berjalan begitu cepatnya membawa pemandangan diskusi itu akan berakhir. Dan ketika bel kentungan itu berbunyi menandakan suasananya akan menghilang sejenak. Hal inilah yang kemudian kami tunggu bersama waktu. Rasa gelisah, cemas dan deg-degan di hati itu begitu kuatnya. Tak bisa tertahan oleh kuatnya tembok raksasa Cina. Di tambah lagi tali waktu yang begitu panjangnya membuat mata ini terbawa oleh lelapnya tidur. Pengumuman hasil belajar itu begitu lamanya untuk di bacakan. Menentukan yang terbaik di antara semua yang baik. Hingga kami semua menunggu sampai mata ini tak kuat menahan kantuknya. Suasana saat itu bercampur aduk rasanya mulai dari hening, gelisah, marah, sedih dan senang telah menyatu menjadi satu. Entah apa yang membuat semua rasa itu muncul dan bersatu. Sungguh besarnya nikmat yang diberikan Allah ini pada kita.

Ketika sang waktu telah berkata, pengumuman itu pun akhirnya di bacakan. Namun semua rasa itu masih tetap ada di tubuh ini. Akan tetapi saat mendengar nomor urut yang di bacakan oleh sang juri, begitu bangganya kami semua. Sebab salah satu perwakilan kami dari Universitas Muhammadiyah Surakarta mampu menjadi yang terbaik itu. Rasa ngantuk, kesal dan lelah ini pun akhirnya terbalaskan olehnya. Sungguh senangnya kami semua, dan mungkin terutama aku. Karena akhirnya dia yang selalu kusimpan dalam hati dan doa ini mampu meraih penghargaan itu. Penghargaan menjadi Juara II dalam kegiatan tersebut. Hingga aku pun tak bisa mengendalikan diri ini saking bangganya aku terhadapnya. Lepas kontrol diri ini akannya. Semoga maafmu ada untukku pada kondisi itu. Seiring fajar yang akan timbul, kami semua pun akhirnya menjadi yang terbaik itu. Mendapatkan piala satu persatu sebagai bentuk penghargaan atas ide yang telah dituangkan dalam secarik kertas berwarna-warni itu. Dan kemudian dengan segala model dan pose yang dipunyai dikeluarkan untuk mendokumentasikannya. Dengan penuh rasa bangga dan senyum di hati ^_^

Di akhir tulisan ini tentang kalian kawan dan dia, atas apa yang telah kita dapat bersama malam itu, ku ingin menyampaikan sesuatu. Semoga ajang ini kemudian bisa menjadi bentuk penyemangat dan pemacu kalian untuk terus berprestasi serta memberikan yang terbaik untuk bangsa ini terutama kampus kita Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jadilah orang yang kemudian berbeda dari orang lain dalam hal yang postif. Kembangkan potensi yang kalian punyai kawan sekaligus adikku. Jangan bangga hanya dengan satu prestasi. Buatlah prestasimu sebanyak mungkin hingga kau tak dapat memikulnya. Dan  jangan hanya sampai disitu tapi jua bangun rantai amal jariyah lewat ilmu dan prestasi yang telah kalian raih. Asah dan bina diri kalian dengan baik dan mandiri sesuai kapasitasnya. Meski kemudian nanti aku tak bisa membersamai kalian lagi dalam kondisi itu. Mungkin dalam waktu yang sesaat atau waktu yang sangat lama hingga kalian tak mampu lagi bertemu denganku.

Dan untukmu yang selalu ada di hati dan doa, semoga apa yang kamu dapat saat ini bisa membuatmu lebih semangat untuk lebih berprestasi. Memberikan yang terbaik untuk kampus ini hingga kamu bisa menjadi inspirasi bagi orang yang ada disekitarmu. Dan aku selalu akan mendukungmu lewat doa ini. Meskipun kau berpikiran aneh atau bahkan tak menganggapku, sungguh aku tak peduli. Karena semua telah ku serahkan -pada_Nya. Dan atau  kemudian kita nanti akan berada pada jarak yang sangat jauh atau mungkin tak lagi bertemu . Hingga nyawa ini akan di ambil oleh_Nya, kamu akan selalu ada dihati dan doaku. Semoga kamu selalu menjadi yang terbaik. Amiiin.

#HIDUP HANYA SEKALI, JANGAN MENUA TANPA INSPIRASI DAN PRESTASI#.

Tryas MW 13 Juni 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun