Dahulu di sebuah komplek perumahan yang masih sangat jarang penghuninya hampir tidak dijumpai adanya sekelompok tikus yang hobi mencuri makanan di dapur. Beberapa keluarga baru yang datang dan menetap di lingkungan perumahan itu menjadi kurang nyaman. Sekelompok tikus itu memang butuh makan hingga mereka berani mencuri makanan di dapur.
Ada salah satu penghuni rumah di komplek itu yang bernama Tuan Paijo melakukan eksperimen penangkapan seekor tikus. Awalnya dia memakai lem tikus, namun percobaan ini pun lambat laun diketahui oleh kawanan tikus. Tikus menjadi jera dan tidak mau mendekat pada daerah yang diberi lem tikus. Lalu Tuan Paijo mencoba eksperimen yang lebih kejam. Dia memakai perangkap tikus dengan memasukkan keju di dalamnya. Setiap keju yang dimakan oleh tikus, perangkap akan secara otomatis membunuh si tikus. Namun apa dampaknya ? Banyak darah tikus yang tercecer di lantai.
Tuan Paijo tak kurang akal. Dia membeli racun tikus untuk melakukan eksperimen yang ketiga. Namun cara ini juga sama saja, tikus yang memakan makanan di dapur akhirnya mati. Namun bangkai tikus ini menjadi kurang sedap. Dan Tuan Paijo mendapat saran dari salah satu rekan di kantor yang bernama Pak Paimin. Pak Paimin menyarankan untuk menangkap secara hidup-hidup seekor tikus. Lalu tikus itu diberi lonceng di lehernya. Dan setelah diberi lonceng di lehernya, tikus itu dilepas di habitat tikus dapur. Cara ini lumayan mujarab. Jika tikus berlonceng tadi muncul di kawanan tikus dapur, maka serentak para tikus dapur ikut lari karena ada lonceng yang otomatis berbunyi. Dan ini membuat kawanan tikus dapur menjadi kurang nyaman.
Tuan Paijo sangat berterima kasih dengan ide dari Pak Paimin. Namun ide dari Pak Paimin ini akan bertahan lama atau tidak belum diketahui secara pasti, karena metode itu saat ini sedang diuji kelayakannya.