Mohon tunggu...
Taufik Mahlan
Taufik Mahlan Mohon Tunggu... profesional -

64 th.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sistem Pompa di Rumah

22 April 2019   09:38 Diperbarui: 22 April 2019   09:46 5069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini dengan memesan lagi jetpump 500 watt, hari itu juga diterima. Tapi flowswitchnya baru esoknya. Flow switch bukan akesoris strandar Jet pump.

Dok: http://www.fueldump.co.uk
Dok: http://www.fueldump.co.uk

Jetpump tidak akan saya gunakan sebagai jetpump, karena air dari tangki tidak memerlukan jet atau ejector. Lubang keluaran untuk memasok air ke ejector saya sumbat saja. Saya pilih jetpump karena kapasitasnya besar dan tekanannya juga lumayan, dan tipenya sentrifugal (bukan regenerative turbin). Pompa sentrifugal mengambil daya sebanding dengan laju alir. Berbeda dengan regenerative turbin yang mengambil daya paling besar ketika tidak ada aliran.

Saya sudah perhitungkan, dengan jetpump kami tak akan kekurangan aliran bahkan kalau ketiga kamar mandi kami dipergunakan pada waktu yang sama.

SISTEM PENGENDALI POMPA

Jetpump datang dengan pressure switch dan check valve. Pressure switch harus digunakan sebagai starter, karena flow switch tidak akan bekerja untuk keran yang jauh.

Satu lagi persoalan dengan flow switch, yaitu kapasitas arus listriknya sangat kecil. Tidak semua flow switch cocok untuk mengalirkan arus langsung ke kumparan motor listrik. Salah-salah motornya terbakar karena kekurangan tegangan (kekurangan tegangan, putaran kurang, tegangan balik kurang, arus stator naik. Lama-lama terbakar).

Saya tidak akan mengambil resiko motor jetpump saya terbakar karena flowswitch. Oleh karena itu saya menambahkan penguat arus untuk flowswitch dalam bentuk TRIAC. Flowswitch tidak mengalirkan arus yang besar, tetapi hanya menjadi pemicu TRIAC agar mengalirkan arus. Rangkaian listriknya menjadi seperti berikut ini:

Dok: http://www.fueldump.co.uk
Dok: http://www.fueldump.co.uk

Pada saluran hisap pompa dipasangi check valve, sehingga ketika pompa berhenti tekanannya tetap terjaga.

Cara kerjanya seperti ini:

  • Ketika semua keran tertutup, maka pompa akan berhenti, karena baik pressure switch maupun flowswitch akan terbuka.
  • Ketika salah satu keran dibuika, maka tekanan akan turun, sehingga pressure switch menutup, pompa jalan.
  • Karena pompa jalan, maka aliran akan membuat flowswitch tertutup, memicu TRIAC untuk mengalirkan arus.
  • Saya sengaja menyetel pressure switch pada tekanan rendah, sehingga begitu pompa menyala pressure switch segera terbuka kembali. Tetapi karena ada Flowswitch dan TRIAC, maka sekalipun pressure switch terbuka pompa akan tetap bekerja sampai aliran terhenti ketika semua keran tertutup.
  • Yang terjadi seperti ini: ketika keran dibuka, pressure switch akan bunyi "cetrek!" menyalakan pompa. Setelah beberapa saat akan terdengar pressure switch berbunyi "cetrek" lagi, kali ini membuka. Tetapi selama aliran air cukup untuk mengaktivasi flowswitch, pompa akan terus bekerja. Kalau aliran berhenti maka pompa akan berhenti juga.
  • Sistem ini akan membuat pressure switch awet, karena ia hanya bekerja menyalakan pompa. Tugas mematikan pompa diambil alih oleh TRIAC. Yang merusak pressure switch adalah peristiwa pwmutusan arus, karena pada saat itu dapat terjadi bunga api pada permukaan kontak switch. Bunga api menggerogoti kontak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun