Mohon tunggu...
Taufik Mahlan
Taufik Mahlan Mohon Tunggu... profesional -

64 th.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kalau Waktu Berhenti

27 November 2017   15:52 Diperbarui: 27 November 2017   16:01 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua fenomena yang kita lihat dan rasakan memerlukan waktu. Semuanya merupakan perubahan terhadap waktu.

Bunyi adalah perubahan tekanan udara. Cahaya adalah perubahan medan magnet dan medan listrik. Perubahannya terhadap waktu.

Kita menikmati musik karena terjadi perubahan tekanan udara dari milidetik ke milidetik. Kita melihat gambar karena ada cahaya yang bergetar, menabrak gambar, memantul ke mata. Maka kita melihat.

Bunyi adalah getaran. Cahaya adalah getaran.

Kalau tak ada waktu, tak ada getaran.

Kalau waktu berhenti, tak ada getaran. Tak ada bunyi, tak ada cahaya.

Semua partikel adalah gelombang. Gelombang adalah getaran. Getaran memerlukan waktu. Tak ada waktu, tak ada gelombang, tak ada partikel, tak ada apa-apa.

Sampai disini, kesimpulannya, bila waktu berhenti, semua hilang.

Mari kita ke relativitas khusus Einstein.

Kecepatan cahaya itu tetap, dan cahaya itu (foton) bergerak dengan kecepatan cahaya (tentu saja). Justru bagi Einstein, tampaknya kecepatan cahaya adalah salah satu ukuran (dimensi) dari alam semesta, selain panjang, lebar, dan tinggi. Tapi saya lebih sering mendengar panjang, lebar, tinggi, dan waktu (bukan kecepatan cahaya). Ini disebut ruang waktu. Maksudnya, dimensi kita ini bukan tiga (ruang), tetapi empat, karena ada waktu yang tak bisa dipisahkan dari ruang.

Waktu ada bagi kita karena kita bergerak kurang dari kecepatan cahaya. Makin cepat kita bergerak, waktu kita terlihat melambat dibandingkan dengan orang yang tidak bergerak. Istilahnya dilasi waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun