Mohon tunggu...
Triyono Tanasia
Triyono Tanasia Mohon Tunggu... Guru - Coram deo

Jadilah garam dunia

Selanjutnya

Tutup

Money

Membaca Potensi Investasi Pembangunan yang Belum Tergali

18 Januari 2020   18:12 Diperbarui: 18 Januari 2020   18:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kesimpulannya bahwa amanat kebenaran Kitab suci mengajarkan kepada  manusia didunia diciptakan secara  unik, memiliki tugas dan fungsi yang bereda-beda dalam pembangunan. Amanat Kitab Suci tidak bertentangan dengan falsfah nilai luhur Bhineka Tungga Ika "berbeda-beda tetapi bersatu jua".

Gambaran perbedaan itu dalam lingkup yang lebih kecil ada dalam setiap tubuh kita.Misalnya tubuh kita terdiri dari berbagai organ yaitu kepala, mata, mulut, hidung, telinga, tangan, kaki. Semua organ memiliki fungsi yang berbeda, membutuhkan satu dengan yang lain. Bahkan organ yang kita anggap paling kecil sekalipun membutuhkan perlindungan. Setiap kali melihat tubuh kita ini adalah  sebagai minatur untuk menghayati perbedaan  dan keharusan saling membutuhkan. Saling menghargai adalah keharusan untuk partisipasi dalam pembangunan. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka semuanya terasa sakit bukan ?.Betul .... betul...betul.... itu sambil tertawa ngakak ( Seakan menirukan tokoh upin dan ipin dalam film anak-anak)

Investasi agama dan  kesucian sebagai alat kontrol

Struktur organisasi dibuat secara tertulis berperan sebagai garis komando dan alat kontrol jalannya roda dalam sebuah organisasi. Namun demikian struktur tertinggi kehidupan manusia adalah  dikontrol oleh kesadaran iman tertinggi untuk takut akan Tuhan sebagaimana yang diyakini dalam Kitab suci. Bukankah ini sebuah investasi  dalam diri yang berfungsi universal dimana saja kita memiliki sebuah taanggungjawab disetiap struktur organisasi dimana kita berkiprah turut serta dalam pembangunan bangsa dan negara tercinta ini ?. Agama sebagai alat kontrol pribadi seharusnya memiliki dampak publik yang lebih luas menembus dunia luar sebagai investasi. Ternyata Indonesia adalah betul adanya sebagai bangsa yang beragama yang diwujudkan dalam buah, kasih, sukacita, kerendahan hati.

Investasi  terwujud dalam kedewasaan.

Apa sajakah ukuran kedewasaan itu ? Kedewasaan  bukan saja diukur dengan pertambahan usia, jabatan dalam pekerjaan atau kemasyarakatan,  status tertentu berkeluarga atau belum atau jenjang pendidikan serta gelar yang dimiliki. Bisa saja berbanding terbalik seorang sarjana, sudah menikah namun pikirannya masih kekanak-kanakan, atau sikap terbalik lainnya. Kedewasaan adalah kesadaran diri untuk rendah hati, jujur, mengasihi, menghargai orang lain tanpa mengharapkan pujian atau eorang yang amanah. Bukankah ini modal investasi besar non finansial untuk diajarkan semua kalangan dan tingkat usia.Kedewasaan itu juga bisa terlihat dalam bentuk memperhatikan dan  mengakomodasi kekayaan dalam kearifan lokal ,budaya  setiap suku di Indonesia. Memberikan wadah, ruang ekspresi budaya suku sebagai investasi penggerak pembangunan lokal dalam jangkauan dunia.

Satu hati mempersiapkan investasi bagi negeri ini

Akhirnya ...Yuk kita hayati. Tanpa memandang suku, budaya, umur, laki-laki dan perempuan tinggal di kota dan didesa, kita berbeda tapi unik sebagi investor pembangunan Indonesia. Investor asing hanyalah sebuah pelengkap. Kesatuan Semua suku di Indonesia adalah" kita" sebagai  modal besar . Semoga,  semua pendidikan formal dari TK, SD,SMP,SMA,SMK, Perguruan Tinggi negeri dan swasta adalah wadah   pendidikan bekerjasama dengan pemerintah serta  orang tua membentuk dan mempersiapkan kualitas investasi jangka pendek maupun jangka panjang bagi bangsa ini .  Mengembangkan Prestasi non akademik  dengan berbagai kreativitas  perlu kita kembangkan sesuai dengan norma bagi kejayaan bangsa ini.(T4). Semoga.

Hari sabtu , sore ini Tangerang Selatan sangat cerah, secerah harapan kita bersama untuk menyongsong  indahnya hari minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun