Palangkaraya Pilihan Tujuan Wisata
Seiring dengan kemajuan pembangunan infrastur komunikasi dan transportasi bandara, jalan darat  trans Kalimantan menjadikan geliat Kota Palangkaraya terus bertumbuh menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, wisata alam dan kuliner yang semakin di kenal di dunia luar.
Kota Palangkaraya bukan hanya menyandang  kota Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, namun juga  posisinya" tengah"  telah menjadi kota strategis dalam pengembangan pembangunan ekonomi dan potensi lainnya diwilayah Kalimantan.  Pembangunan jalan Trans Kalimantan telah menjadi jalan antar kota antar provinsi yaitu menhubungkan dengan Banjarmasin (Ibukota Kalimantan Selartan) dan denga Kota Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat).
Demikian juga Palangkaraya memiliki akses jalan darat dengan Kota Kuala Kapuas, pengembangan wilayah Kasongan, Tumbang Samba, Sampit ( Kabupaten Kotawaringin Timur) serta wilayah lain seperti Gunung Mas serta Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat) yang dekat dengan wisata Taman Nasional Tanjung Puting serta wilayah lainnya. Â Jika menoleh kebelakang sebelum adanya kemajuan pembangunan infrastrukur kota Palangkaraya hanya dapat dijangkau dengan jalur transportasi udara, sungai dengan klotok, speed boad yang memakan waktu agak lama jika dibandingkan dengan sekarang ini.
Kekayaan Destinasi Wisata di Tanah Suku Dayak
Kota ini juga layak untuk direkomendasikan menjadi pilihan  tujuan wisata dalam dan luar negeri yang tidak dapat ditemukan didaerah lain. Simak saja contoh berikut ini.
Kota Palangkaraya bagian dari Provinsi Kalimantan Tengah serta bagian dari wilyah besar Borneo memiliki begitu banyak potensi sumber daya alam seperti Bukit Tangkiling, menelusuri arung sungai, Taman nasional Sebangau, Taman nasional perlindungan orang utan di Tanjung Puting.
Kota ini juga memiliki keunikan wisata kuliner yang menyediakan makanan khas suku dayak yang memiliki jenis dan citarasa istimewa. Makanan tradisonal khas suku dayak dengan bahan-bahan alamiah seperti buah, ikan serta rempah-rempah  yang hanya ada di wilayah ini.
Dari sekian banyak jenis makanan sebut saja ada sayur kelakai, juhu, tempoyak, oei, umbut, daun taya dan lain-lain. Aneka jenis hidangan ikan seperti ikan gabus, patin, tempahas, jelawat dengan berbagai jenis cara olahan yang serba alamiah.
Dari sekian banyak jenis olahan  makanan ada yang istimewa yaitu "Wadi".
Wadi adalah jenis makanan untuk lauk makan nasi yang dibuat dengan bahan dasar ikan. Dimana ikan  yang telah dibersihkan lalu  permentasikan dicampur dengan berbagai rempah, beras ketan yang telah ditumbuk melalui penggorengan disangrai lalu dimasukan kedalam toples dalam waktu tertentu.
Menurut tradisi penuturan dari berbagai kalangan dari daerah sungai yang berbeda antara Sungai  Katingan dan Sungai  Kahayan, menyebutkan bahwa wadi adalah resep yang telah turun temurun sebagai lauk Suku Dayak . Dengan demikian wadi memang memiliki sejarah panjang yang berubungan situasi kondisi serta mengandung kearifan lokal untuk dituturkan kepada setiap generasi.
Melalui penelusuran berbagai sumber menyebutkan bahwa wadi memiliki kearifan lokal. sebagaimana dituturkan oleh  Antropolog Marko Mahin, pengolahan ikan baik diasinkan atau difermentasi menjadi wadi merupakan bagian strategi warga Dayak mengatur pola makan. Wadi menjadi cadangan makanan saat warga sedang disibukkan dengan kegiatan berladang atau memanen padi.
Wadi menjadi destinasi kuliner khas Suku Dayak tidak adapat diabaikan karena telah diuji secara ilmiah melalui penelitian dari Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya yang menunjukan kualitas kandungan gizi sangat baik untuk dikonsumsi. Oleh karena itu melalui permentasi sebagai cara untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
Namun demikian wadi juga memiliki kearifan lokal Suku daya zaman dahulu dalam menghadapi paceklik atau musim sepi ikan, atau sedang sibuk musim tanam tidak sempat berburu. Maka wadi adalah sebagai solusi yang bijak bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Sekalipun  setelah  dipermentasikan dan siap dimasak  memiliki aroma yang kurang sedap, namun menjadi aroma ciri khas. Nikmati citarasanya  setelah digoreng atau dimasak kuah maka wadi menjadi makanan yang sangat lezat dan besar kemungkinan akan ketagihan untuk menyantap kembali.
Wadi dalam proses pengolahan dan aroma citarasanya bukan hanya menjadi hidangan yang enak dan menarik namun memiliki sejarah dan kearifan, kreatifitas yang layak kita syukuri, kita jaga kelestariannya sebagai warisan kekayaan Kalimantan Tengah bagian dari NKRI.
Bagaimana kawan-kawan, Kota Palangkaraya jadikan destinasi wisata yang tidak akan mengecewakan dengan santapan kekayaan citarasa makanan khas Suku Dayak maupun suasana alamnya.
 Tulisan ini sebagai sebuah kenangan yang pernah minum segarnya sungai Katingan dan sungai Kahayan. Kota Palangkaraya dengan berbagai keunikan budaya, bahasa telah  mengajarku berbagai interaksi sosial untuk belajar kerifan lokal lintas budaya.
Pensaran dengan wadi.......Yuk kita coba... Temukan di setiap rumah makan , kunjungi Palangkaraya dengan indahnya alam sungai dan hutannya.
Salam rindu dari Tangerang Selatan. Tulisan ini saya persiapkan pada malam Natal dengan doa dan harapanÂ
Akan kawal dan pahari samandiai "Pahayak Kahanjak Pesta Alem Barasih , Keleh Asin Hatala Halajur Mampahayak Utus Dayak Samandiai, Tau Mimbit Kasanang Belum Hapakat Sinta Akan Itah Ulun Kalunen" Amen.Bara kawalmu
