Mohon tunggu...
Triyono Tanasia
Triyono Tanasia Mohon Tunggu... Guru - Coram deo

Jadilah garam dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Mozaik Sebuah Penghayatan Karya Fredrik Silaban dalam Terang Iman dan Kebhinekaan

26 Mei 2019   00:23 Diperbarui: 26 Mei 2019   00:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tulisan ini adalah   refleksi penghayatan hasil karya arsitektur almarhum Fredrik Silaban lahir 16 Desember 1912 di Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan dan meninggal dunia 14 Mei 1984 

Bagaimanakah saya akan mulai menjelaskan tentang keindahan, kekayaan dan keragaman Indonesia yang begitu menakjubkan itu ? Tiba-tiba terpikir sebuah ide untuk membawa contoh pazzle dan mozaik yang akan saya bawa masuk kedalam kelas.  Mozaik adalah sebuah istilah dalam seni berkreasi dalam menyusun, merangkai dari berbagai  bahan, warna yang berbeda sehingga menghsilkan bentuk, nilai dan makna yang indah. Sekalipun berbeda pengertian namun mozaik dikenal dekat dengan seni lain mislnya kolase, montase dan puzzle. Mozaik sebagai sebuah karya seni sejajar dengan karya lainnya dalam seni musik, seni  lukis, seni drama, seni kriya, novel, puisi. Tetapi tiba-tiba muncul pertanyaan lagi yaitu bagaimanakah saya akan mengajak anak-anak untuk memaknai tentang mozaik ?

Salah satu sumber yang sangat berharga saya temukan alam Kompasiana "Meskipun Mozaik hanyalah sebuah karya seni dan puzzle adalah bentuk permainan atau teka-teki, tetapi pada prinsipnya keduanya menekankan pentingnya kolaborasi untuk keserasian, keindahan, ketersalingan, dan kelengkapan atau melengkapi yang konstruktif. Mozaik dan puzzle dapat menjadi gambaran organisasi atau institusi atau komunitas, bahkan pribadi anda. Gambaran ini dimungkinkan karena keberagaman unsur-unsur dan elemen-elemen. 

Dalam suatu organisasi, konsep mozaik dan puzzle mempunyai pola dengan nilai dan kesan tersendiri, yakni: pola kolaborasi, harmoni dan konstruktif. Kolaborasi menciptakan kelengkapan dan ketersalingan; harmonisasi menciptakan keseimbangan dan keindahan; konstruksi menciptakan kekuatan dalam pencitraan"(mozaik) 

Seringkali kita tidak menyadari menyebut diri sebagai orang beriman, beragama, berpendidikan, bermoral.  Persoalannya adalah  kadang kita menjadi  orang munafik tidak  membingkai, menghayati dan merefleksikan sebuah karya dalam anugerah Allah yang penuh dengan keindahan. Melalui tulisan  ini mengajak kita semua agar memiliki kepekaan memaknai setiap karya kehidupan dalam penghayatan iman dan keindahan warna kemajemukan.

Fredrik Silaban dimata Presiden Ir.Sukarno dengan sebutan:  By the grace of God

Fredrik Silaban di kenal sebagai arsitek kesayangan Presiden Soekarno. Pola berpikir yang dimiliki Silaban hampir berjalan lurus dengan Presiden Pertama Indonesia tersebut, sehingga Soekarno dan Silaban merupakan rekan kerja yang akrab satu dan lainnya. Pada tahun 1955, Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno menjuluki F Silaban sebagai "By the grace of God (kompas) 

 

Karya Fredrik Silaban.

Fredrik Silaban sangatlah pantas diberi julukan sebagai "By the grace of God" karena berbagai hasil karyanya menunjukan kualitas ilmu, iman dan penghayatan sosial kemajemukan kekayaan bangsa Indonesia.  Demikian juga dalam menghasilkan karyanya ia juga menunjukan kualitas orang yang dapat bekerjasama dengan orang lain.

Kisah hidup dan karya Fredrik Silaban dapat kita jumpai dengan mudah dalam google. Berikut ini sebagaian catatan tentang hasil karya arsiteturnya yaitu: Gedung Universitas HKBP Nommensen - Medan (1982), Stadion Utama Gelora Bung Karno - Jakarta (1962), Rumah A Lie Hong - Bogor (1968), Monumen Pembebasan Irian Barat - Jakarta (1963), Markas TNI Angkatan Udara - Jakarta (1962), Gedung Pola - Jakarta (1962), Gedung BNI 1946 - Medan (1962), Menara Bung Karno - Jakarta 1960-1965 (tidak terbangun), Monumen Nasional / Tugu Monas - Jakarta (1960), Gedung BNI 1946 - Jakarta (1960), Gedung BLLD, Bank Indonesia, Jalan Kebon Sirih - Jakarta (1960), Kantor Pusat Bank Indonesia, Jalan Thamrin - Jakarta (1958), Rumah Pribadi Friderich Silaban - Bogor (1958), Masjid Istiqlal - Jakarta (1954). Frederich Silaban memenangkan sayembara pembuatan gambar maket Masjid dengan motto (sandi) "Ketuhanan" yang kemudian bertugas membuat desain Istiqlal secara keseluruhan. Istiqlal ini juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara pada tahun 1970-an dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun