Pengalaman pergumulan percakapanku tentang nama.
Ini adalah salah satu pergumulan percakapanku dengan "orang beriman" tentang nama. Waktu itu saya belum menikah, tiba - tiba datanglah sepasang suami isteri ke pastori tempat saya tinggal dan berkata " kami datang kesini minta tolong carikan nama untuk anak saya yang masih dalam kandungan ini "
Dengan penuh tanda tanya dan heran. Saya memandang isterinya dan kandungannya kelihatannya belum begitu nampak, lalu saya balik tanya  " anaknya laki-laki atau perempuan ya ?". Dengan tenang  dan serius isterinya menjawab " kami belum tahu jenis kelaminnya pak, saya baru dinyatakan positif  hamil 2 minggu lalu " .
Tanpa mengurangi kegembiraannya karena kehamilannya sudah di nantikan selam 5 tahun, maka saya  menyampaikan selamat dan turut berbahagia atas buah kandungan sebagai  anugerah Tuhan .
Hati -- hati, nama bukan sekeder tempelan semata
Berbicara soal nama akan mengingatkan kita pada seorang sastrawan besar dari Inggris yang sangat terkenal yaitu  William Shakespeare. Dalam seni percakapan kecilnya konon berkata demikian   "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet," kata William Shakespeare.  Jika diterjemahkan kira-kira adalah  "Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi."
Oleh karena itu urusan memberi nama kepada anak bukanlah perkara sepele tatapi suatu hal yang penting dan perlu di persiapakan lebih matang apa lagi jika itu adalah satu keluarga "orang beriman".
Nama bukanlah sebuah tempelan semata. Apapaun pilihan nama yang akan diberikan , perhatikanlah bahwa  nama adalalah identitas diri yang memiliki kedalam makna seperti:
1. Nama mencerminkan doa dan harapan.Â
Misalnya anda memilih nama adalah "tegar" maka mamiliki dan harapan bahwa anaknya akan menjadi anak yang kuat dan tangguh dalam berbagai kondisi.