Mohon tunggu...
Triyatni Martosenjoyo
Triyatni Martosenjoyo Mohon Tunggu... -

dosen, arsitek, di Program Studi Arsitektur Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan ke Sorong & Raja Ampat (2)

10 Juni 2012   04:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 4279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuju Raja Ampat

Setelah mengikuti acara seminar sagu, dari Sorong kami menuju Waisai yang merupakan ibukota Kabupaten Raja Ampat dengan menggunakan KRI Banjarmasin. Bila menggunakan kapal cepat, Sorong-Waisai bisa ditempuh sekitar 2-3 jam. Dengan KRI jarak tersebut ditempuh lebih lama yaitu sekitar 5-6 jam, karena kapal lebih besar. Waktu yang cukup untuk menikmati pemandangan lautan dan pulau-pulau yang ada antara Sorong-Raja Ampat.

Sebagai wilayah kepulauan, Raja Ampat sangat bergantung pada alat transportasi laut. Karena itu, sebagai tujuan wisata, Raja Ampat menjadi relatif mahal. Beberapa biro perjalanan menawarkan paket wisata dengan tarif 20-30 juta selama seminggu dari Jakarta. Bandingkan dengan paket wisata Jakarta-Singpura, Jakarta-Hongkong atau Jakarta-Thailand. Mahalnya biaya perjalanan dikarenakan harga BBM di Raja Ampat 10 ribu per liter. Itupun sering sulit didapatkan.

Saat meninggalkan Sorong, dari atas kapal kami dilepas oleh pulau Dofior yang ada di depan Pelabuhan Sorong. Di pulau kosong ini terdapat tugu selamat datang dengan patung ikan lumba-lumba di puncaknya. Lumba-lumba banyak ditemui dalam perjalanan. Dimana ada lumba-lumba, disitu ada cakalang atau tuna. Perairan Sorong-Raja Ampat memang kaya dengan ikan cakalang, karena itu juga banyak lumba-lumba. Bila lumba-lumba muncul di permukaan air, awak kapal berteriak memberi salam agar mereka mau muncul di muka air.

[caption id="attachment_181836" align="aligncenter" width="491" caption="Pulau Dofior terletak di depan kota Sorong yang menyambut dan melepas kapal yang datang dan pergi."][/caption]

Mengapa Raja Ampat

Kalana Fat dalam bahasa suku Maya, atau gugusan kepulauan yang kemudian dikenal dunia sebagai Raja Ampat, terletak di bagian kepala burung sebelah Utara Papua, berbatasan dengan Laut Seram dan Samudera Pasifik.

Raja Ampat memiliki sekitar 610 pulau dan yang berpenghuni hanya 35 pulau. Empat pulau besaradalah Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool. Alkisah empat raja dari kepulauan ini berasal dari empat dari tujuh butir telur yang ditemukan oleh seorang putri. Empat butir telur menetas menjadi pangeran yang kemudian memimpin empat wilayah di kepulauan yaitu wilayah suku Wage diPulau Waigeo, Kerajaan Salawat, Kerajaan Sailolof di Pulau Salawati Selatan, dan Kerajaan Umsool di Pulau Misool.

[caption id="attachment_181834" align="aligncenter" width="507" caption="Raja Ampat terletak di kepala burung tanah Papua"]

13393004321647988957
13393004321647988957
[/caption] [caption id="attachment_181838" align="aligncenter" width="452" caption="Gugusan Kepulauan Raja Ampat"]
13393011471982304268
13393011471982304268
[/caption]

Terkuaknya panorama alam bawah laut Raja Ampat yang tadinya cuma gugusan pulau yang sebagian besar tak berpenghuni dan kemudian menjadi perhatian dunia tak lepas dari kedatanganMax Ammer seorang petualang pemburu harta karun kelahiran Belanda yang besar di Nigeria. National Geographic edisi September 2007 mengulas tentang saat tahun 1990 Max ke Raja Ampat untuk memburu harta karun kapal dan pesawat yang karam pada masa Perang Dunia II. Max ini kemudian menjadi legenda Raja Ampat, karena melupakan niat awalnya akibat terpesona dengan keindahan alam bawah laut. Dia menjadi bagian penting dari konservasi lingkungan, melibatkan pemuda-pemudi lokal Papua untuk mencari nafkah sambil menjaga lingkungannya. Sayang kami tidak sempat bertemu dengan Max yang menurut warga Raja Ampat adalah orang yang paling tahu tentang wisata bahari Ampat.

Tahun 1998 Max melakukan penyelaman degan dibimbing Gerald (Gerry) Allen, seorang ahli perikanan dari Australia. Dalam satu kali penyelaman, Gerry terkejut karena menciptakan rekor menemukan dan menghitung 283 spesies ikan. Tahun 2002 hasil survey lembaga konservasi dunia Conservation International dan The Nature Conservation menemukan bahwa Raja Ampat memiliki 75% spesies karang dunia, yang tidak dimiliki tempat-tempat yang lain. Hal ini disebabkan karena Raja Ampat merupakan jantung dari segitiga koral dunia yang terletak di antara negara Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Philippines, Solomon Islands dan Timor-Leste. Kondisi ini yang kemudian membuat para ilmuwan dan penikmat keindahan bawah laut menjadikan Raja Ampat sebagai sesuatu yang wajib dikunjungi.

Ketika tahun 2002 Raja Ampat menjadi kabupaten sendiri lepas dari Kabupaten Sorong, kesadaran akan kekayaan alam laut yang luar biasa dengan sigap ditanggapi oleh pemda setempat yang segera mengambil keputusan menjadikan potensi unggulan wisata bahari sebagai sumber kesejahteraan warganya. Promosi wisata bahari ini dilakukan secara serius dilengkapi dengan peraturan daerah tentang tata cara menyelam, syarat lokasi selam, aturan keselamatan menyelam, peredaran kapal wisata di Raja Ampat, pelestarian lingkungan, dan sanksi bagi operator wisata yang melanggar. Mungkin Raja Ampat menjadi satu-satunya tujuan wisata bahari di Indoenesia yang sudah memiliki peraturan jelas yang bertujuan menjaga kelangsungan potensi ekowisata bahari mereka.

[caption id="attachment_181840" align="aligncenter" width="514" caption="Raja Ampat adalah jantung segitiga koral dunia."]

1339301396415706310
1339301396415706310
[/caption] Waisai

KRI Banjarmasin tiba di Waisai di Pulau Waigeo sekitar jam 13.00 WIT. Karena sekeliling Pulau Waigeo ada terumbu karang, kapal lego jangkar di luar pulau. Penumpang diangkut bergiliran oleh dia speed boat KRI dan sebuah kapal feri kecil pengangkut sapi yang bernama Raja Ampat.

Miskomunikasi dengan panitia membuat semua orang mengangkut koper-koper berat mereka ke darat. Hal ini menyebabkan pengangkutan berjalan lamban. Tadinya panitia menyatakan peserta boleh memilih tidur di darat atau di kapal. Saya yang tadinya memilih tidur di kapal akhirnya mencari tempat untuk tidur di darat. Acara expo pembangunan di Waisai membuat semua penginapan penuh. Pengelola penginapan juga dibuat bingung oleh orang-orang Jakarta yang saling berebut penginapan. Saya memutuskan kalau tidak dapat penginapan, saya akan kembali ke kapal lagi. Setelah berjuang hingga Magrib, akhirnya panitia bisa mendapatkan kamar di sebuah cottage dekat pantai yang nampak baru di bangun. Saya numpang tidur di salah satu kamar mereka.Disini sigmal internet kurang baik, sehingga sulit berkomunikasi lewat media online.

Acara makan malam ditemani dengan senter karena lampu padam. Menunya nasi kotak dengan ayam goreng kecap. Aneh rasanya di pulau kaya ikan, menunya ayam. Inilah ironi pulau-pulau kaya ikan di Indonesia yang menjadi tujuan wisata. Advis saya, bila ingin menikmati ikan saat berkunjung ke pulau terpencil, tinggallah di rumah-rumah penduduk. Kita dapat meminta tolong untuk membeli ikan murah dan segar yang banyak di pasar dan memasaknya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun