Mohon tunggu...
Agus Triyana
Agus Triyana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sebandel-bandelnya kita jangan pernah melawan sama orang tua cita-cita kalian mau jadi apa?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja

18 Maret 2021   05:45 Diperbarui: 18 Maret 2021   05:51 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kunikmati kopi dengan semilir angin di sore hari dan semerbab matahari yang mulai tenggelam
Seakan tubuh ini tergores oleh luka yang teramat dalam memerpa kehidupan.

Mentari pagi yang terang benerang mulai redup tertutup awan ke merah-merahan di upuk barat

Membuat kehidupan yang ramai seakan berhenti berputar dan menenangkan sejenak.

Untuk memulai sesuatu yang baru di esok hari dan berharap memperoleh kehidupan lebih baik dari hari ini

Hati berkata terima kasih tuhan atas nikmat yang kau berikan hari ini

Akan kah kau berikan nikmat kembali di esok  hari dalam dunia yang fana dan penuh lika-liku di setiap sudutnya

Pagi, siang , malam silih berganti menyapa dalam keramaian yang di laluinya

Begitupun dengan senja yang sangat tenang dan kunikmati setiap harinya seakan hati yang terkoyah terasa menenangkan.

Hitam dan putih yang kulalui membuat hidup lebih berarti dan bermakna memberikan arti hidup yang teramat dalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun