Di layanan Bimbingan ini siswa bisa menggali potensi, menggali kelebihan dan kelemahan diri, melatih suatu keterampilan, mempelajari isu-isu strategis seputar dunia remaja, sampai merencanakan masa depan.Â
Misalnya latihan mengendalikan emosi, latihan keterampilan asertif, memilih program studi sekolah lanjutan, atau memilih pekerjaan yang dapat menunjang kreativitas.
Siswa yang mengalami masalah juga menjadi sasaran Bimbingan dan Konseling di sekolah melalui layanan konseling. Misalnya masalah kurang bisa mengontrol diri, masalah di dalam keluarga, mengalami hambatan belajar, menjadi korban bullying, trauma, bingung perbedaan pilihan sekolah lanjutan dengan keinginan orang tua, dan sebagainya.Â
Guru BK juga telah dibekali ilmu dan teknik menyelesaikannya. Bisa melalui relaksasi, bermain peran, flooding, desentisisasi sistematis, terapi melalui film, terapi melalui buku, dan lain-lain.
Perihal informasi yang 'terlanjur' viral tentang guru BK yang gemar labelling, toxic, atau suka menjatuhkan siswa-siswinya, saya tidak kecewa.Â
Sebaliknya tentu ini sebagai masukan yang sangat baik untuk membangun iklim layanan BK yang lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa (development) dibandingkan dengan BK yang hanya mengurus siswa-siswi bermasalah saja (kuratif).
Butuh diskusi lebih banyak tentang BK di sekolahmu? Kuy, saya tunggu di ruang BK ya sayang...
(to be continue) Â Â Â Â Â