Mohon tunggu...
Tri Wibowo
Tri Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir

Contac IG: wibowotri_ email: the_three_3wb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pertanyaan Keberagaman dalam SKB CPNS Kemendikbud, Share Pengalaman dalam Mengikuti SKB Dosen

17 Desember 2021   15:27 Diperbarui: 17 Desember 2021   15:30 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unila.ac.id

Pada saat artikel ini ditulis, sebagian peserta tes CPNS Dosen dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyelesaikan rangkaian tes SKB baik Computer Base Test (CBT) maupun wawancara dan microteaching. 

Pertanyaan dalam wawancara sendiri cendrung normatif dan dapat terprediksi, salah satunya terkait makna integritas, pemahaman terkait pluralisme, sampai pertanyaan menjebak terkait dengan ideologi (agama). 

Kisi-kisi juga banyak diperoleh di Youtube atau blog dan penulis yakin bagi peserta tes yang membaca artikel ini pasti menerima pertanyaan tersebut dari asesor. 

Penulis sendiri mengikuti seleksi tersebut namun bisa dipastikan gagal karena tidak memenuhi syarat Passing Grade (PG) pada komponen tes Literasi Bahasa Inggris. 

Namun sharing dan kritik bagi kemendikbud terkait dengan pertanyaan yang berasaskan ideologi, menurut penulis sangat sensitif untuk dibahas, ujungnya malah sedikit menciptakan pertentangan batin karena menyentuh permasalahan yang prinsip (Agama). 

Penulis tidak adakan detil dalam menjelaskan seperti apa pertanyaan yang muncul, karena ada kode etik yang memang harus penulis jaga. Dan hal tersebut telah dibuat komitmen melalui Pakta Integritas sebelum tes wawancara dan praktek mengajar diadakan. Walau penulis gagal, keseriusan dan komitment untuk menjunjung nilai-nilai etik harus selalu dijaga. 

Untuk menguji pemahaman calon Dosen terkait dengan makna pluralisme dan keberagaman, tidak perlu menggiring pada pertanyaan yang menyasar pada pilihan yang tidak baik. karena bentuk nyata dari pluralisme sendiri adalah implementasi dari sikap, dan pemahaman yang universal terhadap suatu definisi. 

Sama seperti tujuan untuk "menjadi tegas", tidak perlu juga kita masuk kedalam kandang singa untuk menjadi orang yang berkarakter tegas dan garang seperti singa. Terlalu sempit apabila kita mendefinisikan makna melalui perumpamaan yang seharusnya bisa lebih terarah untuk implementasi sikap. 

Namun kita sama-sama paham, kemendikbud berharap para Pengajar Profesional (Dosen) yang terpilih nantinya adalah yang benar-benar sesuai dengan cita-cita Presiden untuk menghapuskan radikalisme dilingkungan Kampus, dan bisa menjadi agen untuk menyebarkan paham keberagaman, dan makna pluralisme. 

Namun seharusnya filosofi pluralisme dan keberagaman tidak boleh juga kita definisikan dengan makna yang sempit, sehingga menurut penulis membawa pada persoalan yang tidak menyentuh pada root cause pada sasaran yang dimaksud. 

Penting untuk membahas bahwa kwalitas para pengajar bukan hanya dinilai dari jawaban yes or no. Tetapi dari kesiapan jiwa atau mental, kualitas keilmuan, pengalaman, serta kemampuan transfer of knowladge yang tidak bisa dinilai hanya sekilas dengan durasi kurang dari 20 menit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun