Parenting - Dalam kehidupan rumah tangga banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh suami dan istri dalam membangun mahligai keluarga. Ibarat sebuah balapan moto GP, untuk mencapai finish dan menjadi juara bukan permasalahan mudah, walau motor sudah dipersiapkan dengan matang, ada saja kendala saat balapan berlangsung, entah karena hujan, disalip lawan, mesin trouble dan lain-lain.Â
Hal tersebut dapat kita konotasikan dengan membina hubungan rumah tangga, tantangan dan perselisihan pasti kerap terjadi dalam berjalannya waktu membangun rumah yangbernama keluarga.Â
Perselisihan dalam permasalahan rumah tangga itu sangat beragam, tantangan terberat lainnya akan menghampiri pada keluarga yang menikah diusia muda, mengapa..? karena sering kali diusia muda, emosi yang menggebu-gebu lebih dikedepankan ketimbang rasionalitas dan mengedepankan prioritas masa depan keluarga. Permasalahan yang sering kali muncul dikeluarga adalah terkait dengan pendapatan, orang  ke tiga, atau permasalahan mengasuh anak.Â
Pada artikel ini penulis fokus pada permasalahan bagaimana keluarga mengurus anak, apa masalahnya, dan seperti apa pendapat penulis terkait dengan permasalahan yang kerap kali terjadi didalam rumah tangga...
Baca Juga:Â 5 Alasan Suami Harus Diam Saat Istri Marah
Istri: Ayah.... Tolong Dong Bantu Urus Si Kecil....!
Permasalahan ini sering kali dialamai oleh Istri yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga, bukan seorang istri yang menjalani karir atau sedang bekerja.Â
Seorang istri yang bekerja seringkali memilih alternatif untuk menitipkan anak pada baby siter atau sama keluarga, so.. tidak merasakan hari-hari yang full bersama anak.Â
Tingkat stres akan sangat terasa apabila ibu rumah tangga muda benar-benar fokus pada rumah tangganya. Seringkali kejenuhan itu muncul, belum lagi anak yang rewel, harus mengurus rumah yang kotor, mencuci, masak, dan lain-lain. Tak heran ada istilah Baby Blues pada ibu-ibu yang baru selesai menjalani persalinan, karena kecemasan, stress dan munculnya rasa ketakutan.Â
Dan tak heran seorang istri menuntut agar suami juga turut berperan dalam mengurus anak dalam hal ini, dengan harapan agar beban berat dalam mengurus anak-anak bisa terbagi atau berkurang. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena pada hakikatnya rumah tangga yang baik adalah yang sama-sama bisa mengurangi beban masing-masing.
Namun apakah Bunda tau jika para suami juga memiliki beban yang berat terkait dengan tanggungjawab pekerjaannya....? lalu apakah Bunda tega menambah beban suami dengan turut serta mengurus sang anak.....?Â