Mohon tunggu...
Tri Wibowo
Tri Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir

Contac IG: wibowotri_ email: the_three_3wb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Program Keluarga Harapan (PKH) dan Harapan Kemandirian Masyarakat

19 Februari 2019   12:25 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan negara Indonesia sebagai negara berkembang adalah bagaimana tidak meratanya pembangunan dibeberapa aspek yang ada. Bukan hanya Infrastruktur, parameter pembangunan juga di ukur dari baiknya pendapatan masyarakat, seperti kemampuan daya beli dan pertumbuhan ekonomi di daerah atau parameter baiknya pendidikan masyarakat, hingga baiknya angka kesehatan masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri jumlah keluarga miskin di Indonesia menjadi permasalahan sosial yang harus dipecahkan oleh pemerintah, jika tidak permasalahan kemiskinan atau rendahnya kwalitas pendidikan akan berefek seperti bola salju, semakin hari semakin membesar, atau bahkan dengan bahasa lain "menular". 

Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilakukan pemerintah diharapkan bisa menjadi pemantik, atau pemacu agar masyarakat bisa "sadar" untuk dapat meningkatkan kwalitas hidup keluarga serta keluar dari belenggu permasalahan hidup. Harapan itu dapat kita lihat dari apakah PKH dapat menjawab permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat.

Masyarakat Sehat 
Kesehatan saat ini adalah kebutuhan utama, masyarakat yang sehat dapat dilihat dari pola hidup keluarga yang baik, seperti pola makan (kandungan gizi dalam makanan), lingkungan yang sehat dll.

Program PKH yang diberikan diharapkan dapat menyentuh aspek sensitif dari permasalahan yang sering kali dialami oleh masyarakat. Bukan hanya pemberian uang tunai pada keluarga yang membutuhkan, namun seperti apa dana tersebut dapat dialokasikan sesuai dengan target pemecahan permasalahan sosial yang ada.

Di sinilah para pendamping PKH dapat mengambil peran dengan melakukan monitoring kepada kelompok sasaran, apakah ada perubahan terkait dengan kualitas hidup penerima program PKH...? apakah dana yang diperoleh benar-benar digunakan untuk peningkatan kwalitas hidup...? 

Masyarakat Cerdas
Peningkatan kwalitas pendidikan anak bangsa, akan berpengaruh pada pola pikir masyarakat kearah yang lebih baik. tidak lagi menjadi "katak dalam tempurung", atau masyarakat yang puas dengan kondisi yang ada saat ini. Anak bangsa harus bisa dan berani bermimpi untuk menggapai cita-cita yang tinggi, seperti Kuliah diluar negeri dengan beasiswa, menjadi ahli nuklir, atau impian besar lainnya, dan tidak lagi minder  dengan kondisi yang ada. 

Peran pendidikan diharapkan dapat merubah mindset untuk anak bangsa agar bisa memperoleh penghidupan yang lebih baik. PKH diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung harapan anak bangsa untuk menggapai cita-cita mereka.

Masyarakat Sejahtera Berkesinambungan 
Goal akhir dari Program Keluarga Harapan (PKH) adalah kesejahteraan yang berkesinambungan, bukan lagi keluarga yang bergantung dari subsidi, atau malah bergantung pada pendapatan dari program PKH, melainkan masyarakat yang telah terpantik atau terpacu sehingga muncul kemandirian yang berkesinambungan. 

Parameternya adalah bagaimana perubahan pola pikir dan mentalitas masyarakat bukan lagi sebagai masyarakat yang memohon bantuan. Banyak masyarakat yang telah menolak program PKH karena mereka menganggap telah mampu mandiri dan keluar dari kategori masyarakat yang butuh bantuan. Hal ini dianggap positif, namun jumlahnya belum signifikan di setiap daerah. Hal tersebut bisa dijadikan parameter apakah program PKH berhasil atau tidak...?

Penting dilakukan evaluasi secara periodik, terkait dengan keberhasilan PKH untuk mewujudkan Kesejahtraan hakiki yang diharapkan oleh masyarakat, agar Program pemerintah ini tidak hanya memunculkan ketergantungan bagi masyarakat, namun menumbuhkan kemandirian yang berkesinambungan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun