Mohon tunggu...
Fery Mulyana
Fery Mulyana Mohon Tunggu... Administrasi - Entrepreneur

Posibilis - Non Delusional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Cinta Dua Hati (2)

25 Juli 2019   09:42 Diperbarui: 12 September 2019   18:14 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photographed By: Fery Mulyana


"Ooo.." desy terdiam, seketika suasana yang tadi penuh canda kini menjadi hening, sepertinya desy berat untuk berkata-kata.


"kenapa gak cerita?" sahut kris memecah keheningan.


"aku gak berani, aku inginnya nanti aja kalo aku sudah menjalani semuanya.. aku gak tega melihat kamu terpuruk lagi kris.. aku sayang kamu, aku takut kalau kamu gak bisa nerima kondisi aku".


"desy.. apapun yang terjadi sama kamu, aku siap menerima kamu, menemani kamu, sekarang tolong kamu kasih tau kamu dimana, biar aku susul kamu ke sana".


"kris.. jujur.. tadinya aku sebenernya sudah memutuskan untuk tidak lagi menghubungi kamu, tapi aku berat... gak tega.. aku berpikir bahwa kamu punya hak untuk tau semua tentang apa yang aku hadapi sekarang, seperti halnya komitmen kita jika nanti kita bersama, aku juga punya hak untuk tau apa yang kamu hadapi dan harus menjadi 'kita' dalam menghadapi masalah yang datang nanti.. nah sekarang biarkan aku hadapi dulu apa yang menimpa diriku, percayalah jika kita memang berjodoh, kelak kita pasti bersama.. kris.. sebentar lagi kamu mulai kuliah S2, kamu harus fokus, aku sudah berkhayal kita berfoto sambil mengendong  anak kita di wisuda kamu nanti, aku sekarang di rumah sakit, malam ini, satu jam lagi, aku akan menjalani cangkok sumsum tulang belakang.. akupun sebenarnya gak mau menjalani hal ini, capek, aku hanya ingin pergi ke bulan, aku sudah pernah merasakan sakitnya jarum suntik  menembus ke sumsum tulang belakang aku, sakit sekali kris, aku hanya ingin ke bulan kris.. aku ingin  ke bulan... sekarang aku gak bisa lama-lama nelpon, aku cuma mau minta kamu doain aku, doain semoga aku kuat, berhasil menjalani ini semua, besok aku hubungi kamu lagi ya.. sekarang aku sudah diberi kode untuk siap-siap."


Tidak terasa kris mencucurkan air mata nya, tubuh kurus kris gemetar, kris merasa sangat sedih.. tak disangka orang yang terlanjur sangat dia sayangi dan cintai harus mengahadapi beban yang sedemikian beratnya. Kris hampir tak bisa berkata apa-apa lagi, dia takut.. takut sekali jika sesuatu akan terjadi menimpa desy.


"janji ya kamu harus telpon aku besok, ijinkan aku untuk bisa menyertai kamu, kemanapun, kapanpun, kita harus bersama. Kamu harus pulang, nanti aku akan datang melamar kamu.. apapun jadinya kamu.. ijinkan aku menemani kamu.. aku tidak peduli bagaimana pun jadinya kamu nanti.. tapi kamu janji ya.. kamu harus pulang secepatnya.."


"terima kasih ya kris.. aku janji, aku tau kamu orang baik, makanya aku yakin kamu pasti jadi orang sukses... nanti aku pulang aku akan langsung menemui kamu.. tapi kris.. inget ya.. apapun yang terjadi nanti, itu adalah yang terbaik untuk kita..."


malam itu kris dan desy bergumul dalam kesedihan, hal yang belum pernah mereka alami berdua selama ini. Pembicaraan yang biasanya penuh dengan tawa dan canda kini berbalik menjadi kesuraman dan air mata. Kris menutup telpon desy dengan berat seraya berharap besok akan baik-baik saja.


***


Dua hari telah berlalu semenjak itu. Namun, kris belum juga menerima telpon dari desy. Kris tetap menunggu, dia hampir  tidak mau meninggalkan ruang kamarnya. Kejadian malam itu telah benar-benar membawa kris kedalam suasana kesedihan bathin yang begitu mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun