Mohon tunggu...
Fery Mulyana
Fery Mulyana Mohon Tunggu... Administrasi - Entrepreneur

Posibilis - Non Delusional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Cinta Dua Hati (1)

22 Juli 2019   18:02 Diperbarui: 25 Juli 2019   08:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photographed By: Fery Mulyana

Tak lama sucipun kembali dari toilet, wajahnya kini basah, entah apa yang membasahinya, air mata ataukah memang dia sengaja membasuh mukanya. Dia menghampiri kris yang terduduk di atas tempat tidur dalam kamarnya. Suci masuk dan menutup pintu kamar kris.

"aku memang sudah telat lebih dua bulan" ucap suci seraya memperlihatkan testpack yang sudah bergaris merah dua kehadapan kris.

Kris terdiam mematung, terpaku dan membisu melihat apa yang ada dihadapannya, ini adalah kali kedua petir menyambarnya di siang bolong, namun kali ini petirnya terasa lebih dasyat. Dia tidak percaya atas apa yang tengah menimpanya. Baginya, pupus sudah semua harapan yang dia tambatkan pada suci. Hatinya benar-benar hancur, lebur, tinggal debu yang kemudian tertiup angin topan yang menerjang sanubarinya.

Suasanya hening, kini kris pasrah, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menyerahkan kembali keputusan pada sosok suci yang tidak lagi suci.

"ya sudah, kamu ikuti aja tomo, nikahlah sama dia, aku ridho" ucap kris seraya berbisik lirih dengan nada suara yang datar dan berat. Tak terasa air matanya pun mengalir di pipinya, serasa berat sekali beban cobaan yang harus ditanggungnya saat itu.

Suci menjatuhkan lututnya di hadapan kris, dia bersimpuh seraya menangis meraung-raung meminta maaf atas pengkhiatan yang dilakukannya. sesekali suci sujud menciumi kaki kris yang ada di hadapannya. Tak kuasa rasanya merasakan penderitaan atas apa yang dia lakukan terhadap kris, pengkhinatan itu dia lakukan dengan sadar.. suci sadar akan konsekuensi yang harus ditanggungnya.

Tanggisnya terus menjadi ketika dia saksikan dengan tabah, kris yang mencintainya sepenuh hati dengan ridho melepaskannya untuk mengikuti hawa nafsu yang kini tinggal getahnya yang harus ditanggung. Sebuah bukti nyata bahwa cinta tak harus memiliki.

"maafkan aku, aku janji tidak akan melakukan hal ini lagi, aku gak mau pisah sama kamu, pokoknya bagaimanapun aku akan tetap sama kamu, aku mohon kris.."

Kris tetap terdiam, bingung. Dihadapannya bersimpuh orang yang begitu dicintai dan diidam-idamkannya, memohon agar dia tidak meninggalkannya. Hatinya berat tapi disisi lain dia berusaha secara logis mengambil keputusan yang adil buat dirinya. Apakah harus tetap memaafkan dan menerima suci kembali? Apakah masih kurang menjadikan pengkhianatan yang suci lakukan sebagai dasar untuk meninggalkan suci?

Ditambah lagi sebenarnya perselingkuhan suci bukanlah kali pertama dilakukannya terhadap kris. Suci pernah beberapa kali melakukan hal yang sama, hanya saja tidak separah ini, tidak seperti sekarang ini.  Tidak sampai tidur dengan laki-laki selingkuhannya. Setidaknya itu yang menjadi pergulatan bathin dalam diri kris saat itu.

"suci.. aku maafkan kamu, dengan satu syarat... kamu harus nikah dengan aku hari ini juga". Kris memecah isak tangis suci, entah dengan dasar apa sebenarnya kris berkata demikian. Rasa sayangnya melebihi rasa sakit atas apa yang dilakukan suci terhadapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun