Mohon tunggu...
Fery Mulyana
Fery Mulyana Mohon Tunggu... Administrasi - Entrepreneur

Posibilis - Non Delusional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Catatan Kecil tentang Kebersamaan

16 Juli 2019   13:11 Diperbarui: 16 Juli 2019   13:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

0 Advanced issues found▲1

Entah dari mana ide itu muncul, tapi memang hal itu diamini teman aku kala itu. "Oke lah kalo gitu".. ucapnya seraya mengekspresikan diri tanda dia setuju dengan apa yang baru saja aku sampaikan.

Singkat cerita, janji pun dibuat, rencananya kami bertemu di sebuah mall kecil di bilangan Jakarta selatan, tak jauh dari apartemen yang aku tempati kala itu. Karaoke memang lagi rame-ramenya, rasanya belum afdol kalau "hangout" tanpa dibarengi karaokean, setidaknya hal itu nge-tren disaat-saat kami "muda".

Tak lama, sosok yang kami tunggu pun muncul didepan kami, aku dan bara temanku menyambut kedatangan mereka berdua. Devi, sosok tinggi, langsing, bicaranya kadang sekenanya, nyablak.. tapi justru karena nyablaknya itu kadang membuat kocak banyak orang. Lain hal nya dengan agnes, sosok yang lembut sekaligus tegas dan terkesan berprinsip kuat, maklumlah dia lahir di Surabaya, kota yang yang juga banyak melahirkan pahlawan-pahlawan kemerdekaan non-kompromis terhadap penjajah.

Ya,  kami berempat janjian karokean di inul vista yang baru dibuka di mall kecil itu. Waktupun terus bergulir, malampun tiba, entah belama lama kami terlena dengan lagu-lagu yang kami nyanyikan, yang jelas, kami masuk sore hari, entah pulang kerja atau sengaja curi-curi waktu biar bisa pulang lebih pagi buat karokean, entahlah, aku lupa waktu itu.

Tibalah saat itu moment puncak yang aku dan temanku rancang bersama, lagu andalan itupun aku putar, lagu duet yang menurutku pas dengan karakter suara ku yang agak berat, ditambah lirik serta nadanya sepertinya cocok bagi orang yang sedang dimabuk cinta. Lagu itu sengaja aku putar dua kali, hal itu membuat heran devi yang menjadi teman duet ku saat itu.

Keheranannya tidak lama, walaupun terlihat bingung harus mengikuti  lagu "in love with you" untuk kedua kalinya , lagu itu tidak aku nyanyikan.. namun, aku jadikan latar atas apa yang akan aku ucapkan saat itu.

"Maukah Kamu Jadi Pacarku?" ucapku penuh harap dihadapannya, tidak romantis memang tapi setidaknya suasana yang dibangun cocok dengan apa yang telah aku dan bara temannku skenario-kan.

Aku mengucap dilatari dengan suara merdu Jacky Cheung dan Regine Velasquez, kombinasi artis hongkong dan Filipina, duet maut romantisme kala itu.

Devi sejenak terlihat kaget, seraya tersenyum kecil,  tangan kirinya masih memegang mic, tangan kanannya menyambut tangan  kiriku, menjadikan kami berhadap-hadapan di atas sofa karaoke inul vista, tanda dia meng-iya-kan pertanyaan yang sampaikan.

Itu adalah sekelumit gambaran jalan hidup kami, sekarang kami telah berkeluarga, memiliki dua orang anak perempuan hasil buah cinta kami. Banyak rintangan selama kurang lebih 12 tahun masa pernikahan kami. Apalagi pada awal pernikahan, perbedaan agama sedikit menjadi kerikil tajam yang mengganggu perjalanan kami, tapi komitmen kami lebih kuat dari itu, kami sadar atas perbedaan yang kami miliki, bahkan justru hal itulah yang menguatkan tekad saya untuk menikahi devi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun