Pada tahap awal sebelum melaksanakan geladi hominisasi saya diberikan tugas pra geladi yang kemudian yang saya kerjakan. Pada tugas tersebut sedikit banyak mengangkat topik "nasionalisme" karena disitu saya diminta untuk bisa menghayati arti likir lagu "Indonesia Raya" yang dirasa memiliki arti lebih dari opini saya. Selanjutnya adalah saya mencermati film dokumenter yang menceritakan tentang makanan khas Minahasa yaitu Pangi yang lambat laun ditinggalkan kelestariannya. Kemudian satu hari berlalu saya melaksanakan geladi hominisasi. Banyak kesan dan pesan yang dapat saya pelajari dari acara geladi hominisasi tersebut salah satunya adalah perlunya kemampuan menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara.Â
Menurut opini saya, hal tersebut sangatlah krusial. Sebab di era digital seperti saat ini dimana informasi bisa kita peroleh dengan mudah dan cepat, perlu adanya kesadaran pikiran dan ketajaman logika untuk bisa mengkritisasi sebuah informasi secara komprehensif dan teliti. Setelah selesai melaksanakan geladi saya dapat memetik pelajaran yaitu untuk terus berusaha menjadi orang yang kritis, mengedepankan logika, komunikatif, berani mengutarakan pendapat, dan selalu menjadi warga negara yang melestarikan kebudayaan bangsa sendiri serta tidak lupa mengasah kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.Â
Adapun salah satu yang paling saya rasakan betul pelajarannya adalah bagaimana menjadi orang yang berani berbicara di depan orang tidak dikenal sekali pun. Hal itu memicu diri saya untuk tidak perlu memusingkan pendapat orang lain atas perilaku kita selama kita melakukan hal yang benar, berbahasa dengan sopan santun, dan tidak merugikan orang lain. Harapan saya untuk kedepannya geladi hominisasi dapat menjadi momentum bagi saya untuk selalu mengingat dan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan pada geladi ini.Â
#unpar #geladihominisasi #universitaskatolikparahyangan #ppilph #lifeatunpar