Mohon tunggu...
Tristi Isriana
Tristi Isriana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pembaca yang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Orang Gila

24 September 2013   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:28 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Tristi Isriana
Aku tadi jalan pelan-pelan ke luar rumah sambil latihan gerak karena sudah hampir seminggu bed rest. Aku mau beli makan siang sendiri, meskipun teteh di rumah bisa disuruh. Di jalan aku bertemu dengan orang gila. Aku cemas, khawatir dikejar seperti cerita masa kecilku yg katanya orang gila suka sekali main kejar-kejaran. Aku lewat melipir ke arah lain takut berpapasan, benar, aku terbebas dari kecemasan dan ketakutan akibat bertemu orang gila.

Di warung, aku pilih makanan, tidak ada yang cocok, aku pindah lagi ke warung lainnya.Sama saja tidak ada yang cocok, sampai aku menemukan yang aku mau, meskipun agak dipaksasedikit. Lidahku masih kurang kompromi untuk aneka makanan, masih merasakan pahit.

Mengapa orang bisa sakit ya? Mengapa aku sakit? Bukankah aku orang yang happy? Aku selalu bahagia. Aku bertanggungjawab dengan kebahagiaanku. Tapi kenapa aku sakit ya?

Pertanyaannya adalah: "mengapa orang gila tidak pernah sakit?" Apakah mereka sakit tapi tidak ada yang tahu? Apakah mereka juga pingsan, sementara orang mengira mereka sedang tidur pulas?

Tak pernah aku lihat orang gila pakai minyak angin, tak pernah kulihat orang gila kerokan, pakai salonpas, pakai jaket karena kedinginan, oh mengapa..

Jika aku perhatikan, mereka selalu happy, selalu tersenyum, bahkan tertawa terbahak-bahak sampai orang-orang sekitar ikut merasakan bahagianya sehingga ikut tertawa juga. Jika mereka lapar langsung sj makan, walaupun makanan diambil dari sampah yang pastinya sudah tidak enak, tapi mereka makan dengan lahap.

Jika ngantuk, mereka langsung tidur, di manapun, di jalanan, di emperan, ataupundi tempat sampah.Wah aku tidak lihat mereka menyiapkan tempat tidurnya, apalagi springbed.

Mereka sepertinya tidak pernah stres, tak pernah kulihat mereka mengeluh. Hebatnya mereka sangat mandiri, bertanggungjawab dengan kebahagiannya sendiri.Sebenarnya sama denganku yang bertangung jawab dengan kebahagiaanku sendiri.

Lalu apa yang membedakan? Ternyata KEMANDIRIAN! Ya, kemandirianlah yang membedakan. Aku tak pernah bisa mandiri, aku selalu tergantung dengan semua hal yang menyangkut dengan kebahagiannku. Aku suka pilih-pilihmakanan, tidak bisa makan sendirian, dan aku tidak bisa tidur sendirian.Aku yang banyak kekurangan, ternyata harus banyak belajar dari orang gila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun