Mohon tunggu...
Sely Nugraha
Sely Nugraha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kekayaan Nusantara

1 Desember 2017   13:38 Diperbarui: 1 Desember 2017   13:40 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Baru aja baca artikel menarik tentang kekayaan bangsa Indonesia sejak jaman republik ini dikenal dengan nama Nusantara. Secara garis besar, artikel ini mengatakan bahwa bangsa Indonesia mempunyai kekayaan yang sangat besar yang sudah dalam bentuk materi (bukan dalam bentuk cadangan energy, hasil hutan, dll) akan tetapi tidak bisa digunakan karena berkaitan dengan sejarah, manipulasi, dan konspirasi oleh Negara-negara besar dan berkuasa. Walaupun cerita tentang konspirasinya juga cukup menarik, ditambah dengan scan document-document dengan tanda tangan (mantan) Presiden Soekarno dan (former) President John F. Kennedy (plus stempel kepresidenan), yang tentu aja ga tau juga itu asli apa tidak, membahas mengenai "apa benar bangsa kita punya kekayaan sebesar itu" juga tidak kalah seru.

Dari catatan sejarah, terdapat beberapa versi mengenai kerajaan pertama di Indonesia. Ada yang menyebut kerajaan Sakalanegara di  Jawa Barat, yang sudah berdiri sejak tahun 132 M, dan versi yang lebih "resmi" di buku-buku pelajaran sejarah, kerajaan pertama di Indonesia adalah kerajaan Kutai di Kalimantan Timur (350 M). Dari sejarah juga kita belajar bahwa kerajaan-kerajaan nusantara biasanya berdiri tidak jauh dari sungai dan hutan. Mari kita berasumsi logis bahwa pada jaman itu pasti hutan yang ada di Nusantara masih jauh lebih lebat daripada saat ini dan sungai dengan isinya yang melimpah.

Sedikit komparasi dengan dunia luar, disaat kerajaan romawi, yunani, dan beberapa kebudayaan di belahan bumi lain yang berumur hampir sama menggunakan batu dan limestone sebagai pondasi kebudayaannya, di Nusantara sejak awal peradabannya sudah mengenal kayu dan hasil hutan lainnya. Dengan segala ketertinggalannya dalam hal teknologi dan pendidikan, sejatinya bangsa Nusantara sudah lebih lihai dalam hal pengetahuan mengenai alam, paling tidak apa yang terdapat diatasnya (dan tidak terlalu jauh didalamnya). Dan perlu diingat juga bahwa Indonesia memiliki apa yang dinamakan geographical advantage. Saat Eropa harus menghadapi musim dingin, yang pada masa itu sering kali ditandai dengan banyak penyakit, kematian, dan kelaparan, Bangsa Nusantara bisa memancing dengan tenang atau sekedar tidur-tiduran malas di dahan-dahan pohon tanpa khawatir kekurangan makan. Alhasil, dalam pandangan yang lebih proporsional, Bangsa Nusantara sejatinya lebih sejahtera daripada bangsa Eropa dimasa itu. Dalam masa-masa itulah kekayaan bangsa Nusantara mulai terkumpul.

Dari hal yang paling logis yang dapat terpikir, harta pertama bangsa Nusantara adalah kekayaan alam yang terdapat diatasnya. Kayu, hasil hutan, hasil pertanian dan perkebunan, binatang-binatang buruan, dan hasil laut. Walaupun tidak jelas kapan dimulainya, banyak sumber sejarah mengatakan bahwa sejak kerajaan Kutai, bangsa Nusantara sudah  mampu mengeluarkan logam dan batuan mulia dari dalam bumi. Munculnya system kerajaan berarti memunculkan penguasa. 

Dan seperti penguasa dimanapun pada masa apapun, pasti ada pemusatan kekuasaan dan tentu saja kekayaan. Rakyat mulai menyerahkan upeti kepada kerajaan, dari yang tadinya hanya berupa kayu dan hasil tani, berkembang menjadi logam dan batuan mulia. Dengan semakin ramainya system dagang antar kerajaan pada sekitar abad ke-5, tentu semakin menggembungkan kekayaan penguasa (dan pedagang-pedagang besar) pada masa itu. 

Sumber sejarah juga menyebutkan bahwa pada kurun waktu tersebut, kerajaan di Nusantara sudah berdagang dengan Negara lain seperti Cina dan India. Pada abad ke-7, Nusantara sudah semakin terkenal dan perdagangan internasional pun semakin ramai. Pada masa-masa inilah kekayaan dari luar negeri mulai masuk ke Nusantara dan tentu saja segelintir orang di Nusantara, termasuk penguasa kerajaan ikut menikmatinya. Pada jaman Sriwijaya dan Majapahit, batu mulia dari India, handcraft dari Persia, tempat tidur giok dari Cina, sudah berdampingan dalam satu ruangan dengan lemari dari kayu Jati terbaik, karpet dari kulit harimau Sumatera, dan hiasan-hiasan lain dari seluruh nusantara. Barang-barang ini tentu sudah tidak ternilai lagi harganya.

Dalam dongeng-dongeng dan cerita tiap daerah pasti kita bisa mendapatkan sekelumit cerita mengenai betapa megah dan agungnya istana-istana nusantara. Harta kekayaan kerajaan Kutai masih bisa kita lihat sekarang di museum di Tenggarong, walaupun hanya tinggal sedikit sekali kalau dibandingkan dengan jaman keemasannya. Cerita mengenai Angling Dharma dan istana prabu Siliwangi dengan pilar-pilar emas, cawan emas untuk jamuan kerajaan, sampai peralatan perang dari perak dan besi terbaik. 

Bisa dibayangkan seberapa besar kekayaan kerajaan-kerajaan Nusantara. Belum lagi kalau kita ingat bahwa tidak hanya satu-dua kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara. Walaupun belum pernah ada yang memverifikasi jumlah kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara, beberapa ahli sejarah meyakini terdapat lebih dari 100 kerajaan dan kesultanan (besar dan kecil) yang pernah berdiri di Nusantara.  Mulai dari Aceh, Deli, Jambi, Mataram, Cirebon, Kutai, Gowa, Ternate, Bali, dll.

Dari logika itulah sebenarnya cukup logis kalau akhirnya banyak yang bertanya "Kemana semua harta kekayaan Nusantara ini?". Jawaban yang logis pun sebenarnya cukup banyak. Fenomena alam, termasuk letusan gunung Karatau dan gunung-gunung setempat menimbun semua kekayaan ini, tsunami dan gempa bumi menyeret kekayaan alam untuk kembali ke alam, dan setumpuk alasan logis lain. Tetapi kekayaan sebanyak ini selalu mengundang perhatian banyak pihak, sehingga muncul alasan-alasan logis lain yang tidak ada hubungannya dengan alam, melainkan dirancang oleh manusia-manusia serakah. 

Harta-harta kerajaan tersebut dirampas oleh Belanda pada waktu penjajahan Belanda selama 350 tahun di Indonesia, versi lain menyebutkan pada abad ke-17 raja-raja yang tersisa di Nusantara berkumpul dan menyimpan harta-harta mereka (yang tersisa) di salah satu bank di Eropa (mengingat eropa pada saat itu sudah cukup maju dan sudah punya bank, hal ini cukup logis), atau gabungan dari dua versi tersebut. Versi mana yang benar, tentu hanya sejarah yang mengetahui jawabannya.

Bangsa Nusantara adalah bangsa yang besar dengan kekayaan yang melimpah. Ini bukan isapan jempol, dan ditemukannya cadangan minyak dan gas alam di laut dan gunung di Indonesia, cadangan batu bara di Kalimantan dan Sulawesi, nikel, tembaga, emas dan logam lainnya hampir di seluruh penjuru Indonesia menjadikan predikat Negara terkaya di dunia memang dimiliki oleh Negara kita tercinta ini. Sebagai bangsa yang besar, tentu kita tidak boleh lupa pada sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun