Mohon tunggu...
DENDY KANAYA
DENDY KANAYA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Student of Film and Television Study Program, at The Indonesian University of Education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunitas Lentera Asa Bentuk "Protes" Kepada Pemerintah

22 Maret 2021   11:00 Diperbarui: 22 Maret 2021   17:24 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lentera Asa merupakan sebuah komunitas sosial yang berfokus di bidang Pendidikan. Berawal dari kunjungan ke sebuah kampung, melihat kurangnya sumber daya manusia disana dan bahkan banyak yang buta huruf di usia sekolah. Mendorong Komunitas Lentera Asa untuk membangun sebuah program yang bernama “Kampung Cerdas” yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di kampung tersebut.

Berdiri sejak Bulan Oktober Tahun 2020, hingga saat ini Komunitas Lentera Asa sudah tersebar di beberapa tempat di Bandung Raya. Yaitu di Pasir Koja, Cangkuang, Gajah Mekar, dan Taman Kopo Indah, yang terdiri dari usia kelas 3 SD sampai usia SMP dan berasal dari beberapa latar belakang kehidupan.

Pertama, untuk daerah Pasir Koja semua siswanya merupakan anak-anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen. Kemudian yang kedua, daerah Cangkuang berisi anak-anak yang sebenarnya bersekolah formal namun terkendala dengan gawai untuk belajar secara online di tengah kondisi pandemi. Sedangkan yang ketiga, daerah  Gajah Mekar berisi anak-anak yang bersekolah  formal namun sangat semangat dan mendapat dukungan dari orang tuanya untuk mengikuti belajar tambahan dengan Komunitas Lentera Asa.

Kegiatan pembelajarannya sendiri biasa mereka lakukan dengan berkumpul di halaman kantor Desa ataupun di lapangan kosong. “Pendanaannya berasal dari beberapa donator, kemudian juga mengadakan usaha kecil-kecilan yang 70% keuntungannya digunakan untuk kebutuhan pembelajaran” ungkap Faqih Ketua Umum Lentera Asa, Jumat (19/3/2021).

Selain itu mereka juga mendapat dukungan dan berkoordinasi dengan para guru, untuk menyesuaikan sistem pembelajarannya dengan kurikulum yang berlaku di sekolah formal. Agar bukan hanya belajar dan bermain, namun anak-anak juga mendapatkan ilmu yang diajarkan di sekolahan seperti matematika, sosial, kewarganegaraan dan sebagainya.

Membuat sebuah komunitas tidak semudah yang dibayangkan. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, mulai dari kesulitan menarik perhatian minat belajar anak-anaknya, kemudian menyesuaikan dengan karakter anak yang cukup lumayan sulit apalagi yang sudah terbiasa dengan kehidupan bebas di jalanan.

“Namun kami tetap teguh dengan tujuan kami membuat komunitas ini, yaitu sebagai bentuk protes kepada pemerintah karena tidak adanya kemajuan dalam Pendidikan di Indonesia. Ini adalah sebagai tindakan dan juga usaha kami.” pungkas Faqih Ketua Umum Lentera Asa, Jumat (19/3/2021).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun