Mohon tunggu...
TRI HANDITO
TRI HANDITO Mohon Tunggu... Guru - Kawulaning Gusti yang Mencoba Untuk Berbagi

Agar hatimu damai, tautkankanlah hatimu kepada Tuhanmu dengan rendah hati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan & Pandemi (Refleksi dan Relevansi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Pada Pendidikan di Masa Pandemi)

2 Mei 2021   13:31 Diperbarui: 2 Mei 2021   14:41 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak Percaya, Tapi ini terjadi ....

Cuplikan syair lagu Tenda Biru yang dinyanyikan oleh Dessy Ratnasari tersebut menggambarkan apa yang terjadi saat ini, pandemi Covid-19. Tak pernah selintaspun terbayang dalam benak kita bahwa kita semua akan mengalami masa-masa sulit akibat pandemi global Covid-19. Namun, ini benar-benar terjadi dan kita semua mengalaminya. Termasuk pada hari ini,  2 Mei 2021, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), masih dalam suasana pandemi, bahkan sudah memasuki tahun kedua sejak kasus pertama dikonfirmasi terjadi di Indonesia pada 2 Maret 2020 (https://news.detik.com/berita/d-4991485/kapan-sebenarnya-corona-pertama-kali-masuk-ri).

Sebagaimana kita ketahui bersama, peringatan Hari Pendidikan Nasional bertepatan dengan tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dikenal dengan Bapak Pendidikan Nasional. Gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional disematkan kepada beliau karena pemikiran beliau yang begitu kritis – filosofis tentang pendidikan dan pengajaran (sekaligus kebudayaan) nasional.  

Membaca pemikiran Ki Hadjar Dewantara ibarat menyelami dalamnya samudera yang begitu dalam dan luas tentang pendidikan dan kebudayaan. Relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan akan saya coba ulas secara sekilas dalam tulisan sederhana ini, sekaligus menjadi refleksi dalam kehidupan pendidikan pada masa kini, pendidikan di masa pandemi. Begitu luas dan mengakarnya pemikiran Ki Hadjar Dewantara, serta karena keterbatasan dalam diri saya, membuat banyak hal dari pemikiran beliau yang tidak tersampaikan dalam tulisan ini.

Dalam KBBI, memperingati berarti mengadakan suatu kegiatan (seperti perayaan, selamatan) untuk mengenangkan atau memuliakan suatu peristiwa. Pada konteks saat ini, “kenangan untuk memuliakan” pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan terjadi dalam suasana keprihatinan di masa pandemi.

Semua bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan, terdampak oleh pandemi. Salah satu dampak pandemi di bidang pendidikan adalah dilaksanakannya pembelajaran daring atau dalam bahasa sehari-hari disebut “belajar online”. Pembelajaran tatap muka di kelas-kelas berubah secara mendadak menjadi pembelajaran tatap maya dan tatap layar, dengan menggunakan jejaring internet. Tak pelak lagi, teknologi informasi dan komunikasi menjadi “senjata utama” dalam  proses pembelajaran daring.

Mencermati fenomena tersebut, saya teringat salah satu “wasiat” Cak Nur (Nurcholis Madjid) bahwa :

Inti peradaban modern adalah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

Kehidupan masa kini dan masa-masa yang akan datang akan selalu akrab dengan penggunaan IPTEK. Revolusi industri, globalisasi, era disrupsi, digitalisasi, Artificial Intellegence (AI), Internet of Things (IoT) adalah beberapa istilah sekaligus fenomena yang akrab dengan kehidupan kita masa kini dan masa-masa yang akan datang.

Pendidikan menjadi salah satu bidang yang juga sangat terpengaruh oleh perkembangan IPTEK. Dalam konteks mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang yang begitu lekat dengan penggunaan teknologi, maka pendekatan IPTEK di bidang pendidikan amat sangat diperlukan. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun