Mohon tunggu...
krisnaldo Triguswinri
krisnaldo Triguswinri Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Lahir di Jambi, Sumatra, pada 24 Oktober 1996. Menempuh pendidikan pascasarjana di Daparteman Administrasi Publik, Universitas Diponegoro, Semarang. Memiliki ketertarikan pada bidang kajian filsafat politik, kebijakan publik, ekonomi-politik, feminisme, dan gerakan sosial. Mengagumi para pemikir The New Left: dari Alain Badiou, Michel Foucault hingga Slavoj Zizek.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Anarkis May Day 2019

6 Mei 2019   14:32 Diperbarui: 6 Mei 2019   14:53 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola kerja kolektif Black Bloc adalah egaliter, otonom, dan bebas, tanpa hierarki dan struktur. 

Dalam setiap aksi demonstrasi, kelompok Black Bloc selalu mendapatkan solidaritas dalam ekskalasi yang sangat besar karena membawa prinsip konseptual proletar. Gaya komunikasi mutual aid yang mengedepankan contoh nyata bagaimana kelompok-kelompok afiniti dapat bergabung dengan artikulasi tujuan yang sama, serta tindak revolusioner yang jauh dari pola reformis untuk tidak berkompromi dengan elite. Para aktivis antikapitalisme, antiglobalisasi, aktivis human right, para feminis, mahasiswa, dan masyarakat adat dari berbagai macam negara mengambil keputusan untuk berkumpul dalam banyak kesempatan glombang protes Black Bloc karena menganggap bahwa taktik ini berjalan efektif untuk melumpuhkan banyak pertemuan good global financial capitalism.

Gaya berpakaian berwarna hitam dan penggunaan penutup wajah digunakan untuk membuat blok massa terhindar dari identifikasi oleh otoritas (petugas keamanan) yang biasanya merekam semua aktivitas protes guna kepentingan pelemahan gerakan; penangkapan, penculikan, dll.

Selain gaya berpakaian yang anonim, Black Bloc memiliki varian taktir dari aksi ke aksi. Seperti Unaresting yang merupakan taktik untuk menolong atau melepaskan peserta protes dari tangkapan petugas keamanan. Taktik ini adalah konsensus soliditas untuk saling melindungi peserta aksi yang mendapatkan tindak represif dari aparat. 

Arm-linking adalah taktik yang membantu barisan  aktivis untuk tetap dalam kesatuan yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga membuat petugas keamanan makin sulit untuk memecah barisan. Formasi ini dipelajari dari taktik bertahan polisi, hanya saja lebih bersifat spontan dan organis.

Black Bloc telah ada di Amerika Utara sejak terjadinya Perang Teluk pada tahun 1991. Mereka mengambil inspirasi dari gerakan Autonomen di Jerman yang eksis pada tahun 1980-an. 

Gerakan ini terkenal dengan pertempuran-pertempuran jalanan, yang biasa disebut sebagai perang kelas. Sehingga menjadi sebuah alternatif revolusioner yang digunakan oleh gerakan-gerakan protes yang masih eksis hingga saat ini.

Epilogue

Black Bloc menyodorkan keyakinan bahwa mereka lebih percaya pada diri sendiri ketimbang percaya terhadap otoritas. Berjuang demi kebebasan, bukan demi organisasi. Ketika huru-hara berlangsung dan para marxist memberi claim bahwa itu adalah perang kelas, mereka menyebutnya co-conspirators.

Hari Buruh Internasional berakhir. Aku dan perempuanku pulang ke rumah. Meletakkan bendera merah-hitam yang kami bawa. Mengompres luka akibat pentungan tongkat besi petugas keamanan, lalu berciuman sembari ia beri bisikan kecil di telingaku "We're all Hypocrites, but you're a patriot." 

Lalu ia putar ulang lagu kasih sayang yang tadi pagi sempat ia putar sebelum pergi bersolidaritas:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun