Kata pengrajin sering muncul dalam berbagai artikel di surat kabar. Memang, dalam Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dikenal morfem terikat/awalan meng-, atau peng- yang secara umum, pemakai bahasa Indonesia menggunakan bentuk me- dan pe-. Dalam Tarigan dikenal peN-, dan meN-.
Secara umum, kita mengenal awalan produktif me- atau pe- yang bervariasi menjadi (me-, mem, men-, menge-, meny, dan meng-). Awalan pe-bervariasi menjadi (pe-, pem-, pen-, peng-, penge-, dan peny-).
Jika kita paralelkan, kata pengrajin mestinya sejajar dengan mengrajinkan. Namun apakah kata mengrajinkan adalah kata produktif dalam morfologi bahasa Indonesia? Rasanya tidak. Jadi bentuk perajin (merajinkan) adalah bentuk yang paling rasional kita gunakan.
Prinsip paralelisme tersebut adalah untuk menguji bagaimana kebenaran kata bentukan seperti pengrajin (kata benda) yang berasal dari bentuk kata kerja transitif (merajinkan). Â Contoh lain adalah kata pengrusakan (kata benda). Apakahh kita menjumpai kata kerja transitif mengrusak? Tentu tidak. Dengan itu, bentuk perajin dan perusak adalah bentuk yang paling tepat.