Kasidi no. 567 Status Hamba, Ingat itu YaÂ
Pernah ada masanya kata 'hamba' dimaknai sebagai abdi, saya, ya Tuan, dan bahkan budak belian. Begitu juga kata 'pelayan' yang diberi makna sebagai pembantu, pesuruh. Lalu apa tugas utama hamba dan pelayan? Tugas utamanya adalah melayani. Sekali lagi, tugas utama hamba dan pelayan adalah melayani, bukan dilayani.
Juga tidak ada atau pernah ditambahkan pada tugas utama ini tugas lain seperti menilai, mencari kesalahan, lalu menjadi hakim yang punya wewenang memutuskan mana yang benar mana yang salah. Tugas utama hamba dan pelayan adalah melayani. Hanya itu dan hanya itu. Tidak ada tambahannya.
Pertanyaan berikutnya yang menjadi sangat penting untuk ditanyakan, apakah paus, kardinal, uskup, imam, asisten imam, lektor, pemazmur, misdinar, dan yang lain, seperti kawil dan kaling umpamanya, juga hamba dan pelayan? Jawabnya ya. Lalu apakah semua orang juga hamba dan pelayan? Jawabnya juga sudah pasti, ya.
Mengapa? Karena bahkan Tuhan sendiri dengan tegas mengatakan 'Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.'Â
Nah, jika Tuhan saja, pemegang kuasa atas bumi dan langit, menyatakan DiriNya pelayan yang tugas utamanya melayani, lalu kita ini siapa, Kasidi dan kalian semua, yang berani-beraninya menjadi penilai kesalahan, penentu kebenaran, dan hakim yang mengadili? Lha, jabatan dan status sudah jelas, hanya hamba dan pelayan, eh gaya kok bak penguasa?Â
Semua adalah hamba, semua adalah pelayan yang tugas utamanya melayani, bukan yang lain. Jadi, walau oleh Tuhan pada akhirnya status Kasidi dan yang lain sudah ditingkatkan menjadi sahabat, tetapi jangan lupa, kita semua pada dasarnya tetaplah hamba dan pelayan. Hamba dan pelayan untuk melayani sesama, bahkan sesama yang paling hina, kata Tuhan. Kasidi no. 567 -- tbs/087853451949 -- SDA18022020