Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 574: Gandum dan Ilalang

24 Juli 2021   09:04 Diperbarui: 24 Juli 2021   11:00 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasidi 574  Gandum dan Ilalang

          Bayangkan saja seseorang sedang berperan sebagai petani modern dengan lahan yang cukup luas. Setelah melalui banyak pertimbangan, termasuk meminta pertimbangan Kasidi, orang ini memutuskan untuk menanam ilalang. Dia memerlukan akar ilalang, batang ilalang, daun ilalang, bunga ilalang bahkan juga bulir-bulir ilalang.

          Setelah persiapan cukup, benih pun ditebar dan tidak lama kemudian lahannya dipenuhi oleh ilalang yang subur dan menjanjikan. Keinginannya untuk nanti dapat mengekstrak banyak kalsium, fosfor, kalium, sodium, magnesium, mangan, seng, tembaga, protein, belum lagi lignin, selulosa, dan ethanol, sudah membentang di depan mata. Semua tersedia, tinggal merawat dan menunggu masa panen tiba.

          Kemudian, tiba-tiba saja, para pegawai dan orang upahannya melapor bahwa banyak ditemukan tumbuhan gandum. Lho aku tidak memerlukan gandum dan karenanya tidak kutanam gandum, lalu bagaimana bisa tanaman itu muncul? Semua menjawab tidak tahu. Apa perlu dicabut saja tanaman gandum itu? Tidak usah. Bagaimana kalau tanaman ilalangku juga ikut tercabut? Aku ini perlu banyak bahan yang sudah kujelaskan pada kalian diawal mulai menanam dulu. Ya sudah biarkan saja, nanti kalau masa panen, barulah dipisahkan. Ilalang masukkan ke pabrik yang sudah dibangun, gandumnya dibuang saja jika memang tidak ada yang mau membelinya. Aku tidak memerlukan gandum, aku memerlukan ilalang.

          Inilah sebenarnya inti cerita yang disampaikan oleh Tuhan berkaitan dengan perumpamaan gandum dan ilalang. Tuhan pasti tahu persis bahwa kedua tanaman yang tampak serupa ketika baru tumbuh dan berbeda ketika sudah tua dan siap panen ini sama-sama mempunyai manfaat dan kegunaan. Waktu itu mungkin saja banyak orang beranggapan bahwa hanya gandum berguna dan ilalang pengganggu.

          Jika Tuhan menginginkan gandum tetapi  kemudian ilalang ikut tumbuh, maka Tuhan boleh saja tidak senang karena Dia memang tidak memerlukan ilalang tetapi memerlukan gandum. Begitu juga jika seandainya Tuhan memerlukan ilalang dengan segala macam kandungannya itu lalu-lalu tiba-tiba pada lahannya muncul banyak gandum maka Tuhan boleh saja merasa tidak senang karena Dia memang memerlukan ilalang dan bukannya gandum.

          Apakah Tuhan tidak tahu betapa banyak kegunaan ilalang yang hampir sama banyaknya dengan kegunaan gandum? Tentu saja Tuhan tahu persis bahwa akar, batang, daun, bungai, jelai dan bahkan bulir ilalang sangat berguna. Lalu mengapa Tuhan tetap nekad menggunaan perumpamaan gandum dan ilalang untuk menunjukkan betapa di dunia ini selalu tumbuh dan hidup bersama antara mereka yang baik dan jahat? Apakah Tuhan ngawur tatkala menurunkan cerita itu? Ingat, Tuhan tidak pernah ngawur, Sabda Tuhan dan cerita Tuhan tidak pernah ngawur dan pasti benar, mengikat, abadi, lintas konteks dan lintas waktu.

          Tuhan tahu persis tentang gandum dan ilalang tetapi ya itu tadi, jika yang diinginkan gandum tetapi ada banyak ilalang maka setelah panen ya harus dibuang yang tidak diperlukan, begitu juga dengan sebaliknya.

Apa yang diperlukan Tuhan itu yang penting meskipun toleransi tetap bisa diberikan sesukaNya. Bukan masalah berguna atau tidak berguna, karena tidak ada ciptaan BapaNya yang tidak berguna. Kasidi no. 574 -- 087853451949-- TBS/SDA24072021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun