Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 294: YOLO, Ini Baru atau Bagaimana?

11 Mei 2021   07:50 Diperbarui: 11 Mei 2021   07:53 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://decoart.com/project/yolo-sneakers

Essi 294 -- Yolo, Ini Baru atau Bagaimana? 
Tri Budhi Sastrio

Seorang teman dari USU yang telah doktor dalam bidang ilmu bahasa
Mengoreksi teman facebook-nya yang menyatakan tentang satu kata,
Kata yang dimaksud 'centar', sebagai neologisme, ini bukan, katanya.
Kata ini hanyalah onomatope, bunyi cambuk yang dilecutkan ke udara.
Kemudian dari bunyi tersebut lahirlah 'centar' bukan kata baru katanya.
Neologisme sendiri dimaknai sebagai kata 'baru' yang dengan sengaja
Diluncurkan dan dikenalkan, walaupun istilah baru tetap aneh rasanya
Karena kata ini punya sumber serta berasal dari kata yang sudah ada.
Kalau dalam bahasa Indonesia, bahasa sansekerta jadi sumber utama.
Ambil saja 'dasawarsa' sebagai contohnya ... kata ini pernah labelnya
Disebut neologisme ketika untuk pertama kali dikenalkan di Indonesia.
Sumbernya tentu saja bahasa jawa kuno, sepuluh untuk makna 'dasa',
Dan tahun untuk makna 'warsa', jadinya sepuluh tahun itu dasawarsa.
Lalu bagaimana dengan 'dekade' yang jelas-jelas telah lebih dulu ada?
Apakah kata ini sebaiknya diganti karena aromanya bukan nusantara?
Memang tidak ada yang menyatakan seperti itu ... tapi tampaknya ya.
Dasawarsa itu sama dengan dekade dan jauh lebih Indonesia rasanya.
Dan kemudian ... masuklah 'dasawarsa' menjadi lema dan kosa kata.
Sekarang 'dasawarsa' jelas tidaklah lagi neologisme labelnya, karena
Memang sudah usai waktu mengenalkan sebagai anyarnya kosa kata.
Dasawarsa lazim dipakai sementara kata dekade juga tetap fungsinya.
Sepuluh tahun, satu dekade, satu dasawarsa, kata yang persis sama,
Dan ,,, tidak lagi ada yang layak sandang neologisme pada labelnya.

Dalam catatan berjudul 'Benarkah Bahasa itu Kesepakatan Bersama'
Ada satu stanza yang mungkin sedang membincangkan neologisme.
Simak saja kutipan lengkap stanzanya yang ditulis sedikit tidak sama.

Simak 'galu', 'luga', 'gual', 'algu', 'glua', 'glau', yang pasti tidak ada
Dalam kosa kata yang biasa dipakai kamus bahasa, juga terusannya,
Seperti 'luag', 'laug', 'ulag', dan lainnya, tapi kata 'lagu', 'gaul', 'gula'
Tidak masuk daftar kata baru karena sudah ada dipakai sejak lama.
Sembilan kata baru ini tentu diberi makna, maknanya bisa apa saja,
Suka-suka dan tergantung siapa saja yang berani jadi pemrakarsa,
Kemudian supaya ada gunanya. ya disosialisasi via banyak media.
Berikutnya jika semakin banyak yang menerima dan juga mengguna,
Setelah tiba masanya kata itu berterima, jadilah bagian kosa kata.
'Galu' untuk langit berwarna merah jingga ketika fajar menyingsing,
Sedang 'luga' dipakai untuk langit berwarna merah jingga kala senja.
'Gual' untuk menyebut suasana langit cerah yang berubah tiba-tiba
Menjadi gelap gulita, umpamanya, lalu 'algu' merujuk pada suasana
Yang sebaliknya, langit gelap eh tiba-tiba saja cerah bernyala-nyala.
Jadi jika ada teks berfrasa 'kala itu langit pagi berona merah jingga'
Maka penulis bisa mengganti jadi 'kala itu galu' dan semua pembaca
Dengan seketika membaca 'kala itu galu' bak frasa yang bermakna
'Kala itu langit pagi berwarna merah jingga' hehehe ayo bagaimana?
Tidak hanya makin singkat ekpresif, tetapi makin kaya rona makna.
Ada lebih banyak pilihan untuk ungkapan langit pagi warna jingga.
Semua menjadi niscaya jika makin banyak yang tahu paham makna,
Bahwa 'galu' itu ya langit pagi berwarna merah jingga, bagaimana?
Begitulah seterusnya dan seterusnya, asal tekun sebarkan ini data,
Peluang kata dan makna diterima jadi besar hampir tidak terhingga.
 
Bagaimana, ada yang mau ikut serta mengabarkan ke antero dunia,
Neologisme itu dapat dicipta kapan saja tak perlu keberanian segala,
Yang penting ada yang ambil prakarsa lalu dikabar ke mana-mana,
Jika ada yang mau menerima dan mengguna populerlah semuanya.
Segera diguna, berterima, berikut tanggallah label neologismenya.

Tahun 2012 'yolo' telah dinobatkan sebagai kata baru nomer dua
Paling populer di dunia versi pengelola itu kamus Oxford Amerika.
Yang mengalahkan kata ini ternyata 'gif', yang diguna manakala
Ingin secara jenaka beri komentar beragam topik yang jadi berita.
Sebagai kata yang raih sukses jadi 'kata tahun ini', 'gif' tentu saja
Punya banyak hal istimewa di samping popularitas di antero dunia.
Tapi sang runner-up -- sebenarnya ada dua -  juga amat istimewa.
Kata kedua. sebagai nomer dua paling popular di seantero dunia
Ternyata berkait dengan bencana yang telah memporak-poranda
Pantai timur Amerika dan korbannya pasti tak sempat ikuti berita
Bagaimana superbadai tak hanya amukannya dahsyat luar biasa
Tapi istilahnya sukses dinobatkan diurutan kedua paling mendunia.
Superstorm, badai super atau 'superbadai',  bersama 'yolo' berjaya.

Kata 'yolo' berasal dari musik rap merambah ke dunia para remaja
Dibawa satu pemuda yang kala remaja nyatanya gagal lulus SMA.
Ia dibesarkan di Toronto, Kanada lalu sukses mengguncang dunia.
Konon pernah berkata bahwa seorang pemuda yang tak lulus SMA
Tetap bisa membuat dunia terpesona, hanya sekarang diralatnya,
Karena faktanya eh dia dengan gembira kabarkan bahwa akhirnya
Berhasil juga lulus sekolahnya, Aubrey Drake Graham atau biasa
Dipanggil Drake saja, memang membuat 'yolo' rambah angkasa.
Pemuda ini telah dinominasi 97 kali pada lomba ajang lagu dunia,
Empat puluh lima di antaranya berhasil dipeluk pialanya, hebat dia.
Lalu tiba masanya 'yolo' -- 'you only live once' dalam lirik lagunya
Mendapat sambutan luar biasa walau ide tiak terlalu jauh berbeda
Dengan 'carpe diem' yang telah lama ada, 'yolo' pun mengangkasa.
Bahkan pengelola pusat data kamus Oxford Amerika mengakuinya
Inilah kata baru yang popularitasnya kedua dalam hal rambah dunia.
Pertanyaannya apa benar ini neologisme atau singkatan kata saja?
Kata-katanya sudah lama ada tetapi tingkatan popularitas baru saja.
Akankah kata ini suatu ketika masuk lalu bergabung menjadi lema?
Inilah yang tanda tanya karena memang tak pernah ada jaminannya.
Jadi sebenarnya 'yolo' ini benar-benar kata baru atau bagaimana,
Jika untuk bergabung menjadi lema ternyata ya masih tanda tanya?
 
Essi nomor 294 -- POZ13112012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun