Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Drama Pembajakan

18 Maret 2021   14:03 Diperbarui: 18 Maret 2021   15:30 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dreamstime.com

Drama Pembajakan
Tri Budhi Sastrio

Hidup manusia memang aneh dan penuh misteri,
Tetapi jika keanehan dan misteri dipadukan
Dengan harta kekayaan,
Semakin sulitlah dikendalikan
Bahkan oleh para penegak hukum sekali pun!

Penumpang di kursi nomer 7 kelas utama penerbangan domestik Jakarta - Denpasar tampak asyik membaca majalah Femina. Wanita itu cantik sekali. Pakaiannya yang terbuat dari kain mahal menambah anggun penampilannya.  Sejak pesawat tinggal landas pukul 7.30 tadi, wanita itu sama sekali tidak memperhatikan hal-hal lain kecuali membaca majalah. Dia hanya sekali melakukan gerakan lain, yaitu ketika lampu merah padam tanda bahwa para penumpang diperkenankan melepas melepas sabuk pengaman masing. Dengan jari-jarinya yang lentik manis, wanita itu mengurai sabuk dari gespernya. Kemudian, ketika pramugari menawarkan makanan ringan, dia hanya mengangguk lemah. Kemudian perhatiannya kembali tertuang pada majalah wanita di depannya.

Sederet dengan wanita itu, di kursi paling tepi dekat jendela, duduk seorang laki-laki muda tampan. Laki-laki itu berbeda dengan si wanita yang selalu membaca majalah. Laki-laki ternyata lebih tertarik pada pemandangan di luar jendela. Padahal yang bisa dilihat melalui jendela hanyalah awan tipis putih bergerak cepat menjauhi pesawat. Entah apa yang menarik dengan awan-awan itu. Mungkin memang ada yang menarik tetapi mungkin juga tidak ada. Laki-laki ini juga tidak banyak memberikan reaksi ketika pramugari menawarkan makanan ringan.

Laki-laki tampan yang masih muda itu adalah Letnan Komang Aji, anggota Seksi Khusus Kepolisian Republik Indonsia yang mempunyai wewenang dan tugas menanggulangi segala macam bentuk kejadian atau pelanggaran khusus di seluruh Bali. Sedangkan kawasan yang harus mendapat prioritas utama adalah Denpasar.

Letnan Aji baru saja menghadap Kepala Seksi Operasi Khusus di Markas Pusat untuk melaporkan sesuatu yang sangat penting. Begitu pentingnya hal ini sampai-sampai harus dia sendiri yang melapor ke Jakarta. Dia sebenarnya sudah harus berada di Denpasar kemarin malam, mengikuti penerbangan Garuda terakhir tetapi rencana terpaksa dibatalkan, karena penerbangan tiba-tiba ditunda karena alasan teknis. Sebuah alasan paling ampuh meredam kekesalan calon penumpang. Apa boleh buat, semalam Letnan Komang Aji terpaksa menginap di Jakarta dan baru keesokan harinya dia terbang.

Cuaca cerah sekali pagi itu. Matahari berada di depan sebelah kanan. Getaran pesawat terasa nyaman. Di kabin kelas utama udara terasa sejuk. Musik lembut mengalun merdu menambah santainya suasana. Hmm, penerbangan yang nyaman, gumam Letnan Aji pada dirinya sendiri. Kemudian dia mulai memperhatikan keadaan kabin kelas utama. Interiornya, dengan warna biru sebagai warna dominan, lembut. Kemudian perhatiannya berailih pada para penumpang. Penerbangan kali ini penerbangan penuh laba bagi Garuda. Bagaimana tidak? Seluruh kursi kelas utama penuh begitu juga dengan kelas ekonomi.

Berikutnya perhatian Letnan Aji beralih pada penumpang satu persatu. Semua biasa-biasa saja. Semua menunjukkan penampilan penumpang bisnis kecuali wanita cantik di kursi nomor tujuh. Menurut penilaian Letnan Aji, wanita ini lebih pantas menjadi bintang film dari pada pelaku bisnis. Eh, barangkali dia memang seorang bintang film, serunya dalam hati. Baru sekarang Letnan Aji menyadari keterbatasan pengetahuannya tentang artis-artis film Indonesia, karena memang sejak dulu, kalau pun dia  suka menyaksikan film, hanya film barat yang suka ditontonnya. Hampir-hampir dia tidak menonton film Indonesia. Mutunya masih sangat perlu ditingkatkan, begitu komentarnya berkali-kali.

Tanpa disadari dia tersenyum, Letnan Aji berkata dalam hati bahwa bintang film atau bukan, wanita ini benar-benar sangat cantik. Dilihat dari tepi saja sudah sangat mengarik, apalagi kalau dilihat dari depan, tentu ...

Letnan Aji tidak melanjutkan komentarnya karena pikirannya tanpa terasa berputar dan beralih pada persoalan lain. Beberapa persoalan muncul silih berganti dalam benaknya. Tugas, karier, masa depan, Seksi Khususnya, kemudian laporan yang datang silih berganti. Semakin dipikirkan semakin tenggelamlah dia dalam lamunannya.

Kemudian interkom berbunyi. Pilot mengumumkan kepada penumpang bahwa penerbangan berjalan dengan lancar. Kapten juga mengharapkan agar para penumpang menikmati penerbangan ini dengan santai sebelum mereka mendarat di bandara Ngurah Rai, Denpasar. Baiklah, kata Letnan Aji masih dalam hati, merespon pengumuman itu, aku akan bersantai. Dia sedikit merebahkan sandaran kursinya kemudian mencoba benar-benar santai sambil memejamkan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun