Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Anak: Bunga dan Rembulan

29 Oktober 2020   13:43 Diperbarui: 29 Oktober 2020   13:50 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bunga dan Rembulan

Tri Budhi Sastrio

Semuanya sudah lengkap, semuanya sudah disediakan.

Begitulah hukum alam, begitulah adat dunia!

Puteri Puspita duduk sendirian di serambi istana. Biasanya kalau sedang begini Putri Puspita selalu ditemani oleh dayang-dayang istana. Cuma kali ini tidak seperti biasanya. Penyebabnya Putri Puspita sendiri. Putri memerintahkan seluruh dayang agar meninggalkan dirinya sendirian.

"Aku ingin berpikir dan merenungkan sesuatu!" begitu Putri Puspita memberikan alasan. "Jadi kalian semua kuperintahkan untuk bermain-main sendiri. Jangan datang ke serambi depan ini kalau tidak kupanggil."

Seluruh dayang mengiakan perintah Putri Puspita.

Begitulah, sekarang Putri Puspita sendirian. Putri Puspita ingin merenung dan memikirkan sesuatu. Apa sebenarnya yang ingin direnungkan dan dipikirkan oleh Putri Puspita?

Putri Puspita baru saja melewati masa kanak-kanaknya. Sebagai putri Raja Besar, tentu saja Putri Puspita selalu berada dalam kecukupan. Semua kehendak dan keinginannya terpenuhi. Jadi cukup mengherankan juga kalau ada persoalan yang mampu merisaukan pikiran putri nan jelita itu! Tetapi mengherankan atau tidak, memang itulah yang sekarang sedang dikerjakan oleh Putri Puspita. Kepala Putri itu kadang-kadang menggeleng ke kiri kemudian berganti menggeleng ke kanan. Kening Putri Puspita juga sering berubah-ubah. Kadang-kadang berkerut dalam, kadang-kadang berkerut tipis.

"Hmm," akhirnya Putri Puspita menghela nafas panjang. "Aku tidak percaya kalau tidak bisa menggabungkan mereka berdua, tetapi ..."

Putri Puspita tidak melanjutkan kata-katanya dan kembali tenggelam dalam alam pikirannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun