Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 501 - Homili ala Kasidi - Penyesat dan Penyesatan

15 September 2018   09:50 Diperbarui: 10 Agustus 2023   10:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya,' inilah peringatan keras yang diberikan langsung oleh Tuhan. Dengan esensi yang sama tetapi dengan redaksi sedikit berbeda, Tuhan dicatat pernah mengatakan, 'Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.'

Peringatan yang diberikan oleh Tuhan tentu saja benar dan akan selalu benar dan karenanya tidak perlu diragukan yang namanya penyesatan dan penyesat itu pasti ada dan akan selalu ada. Pertanyaannya apa kriteria penyesatan dan penyesat? Apakah Tuhan setelah mengeluarkan peringatan ini, tidak menyertakan juga kriteria yang dimaksud? Tuhan pasti telah memberikan kriteria yang dimaksud. Lalu apa dan dapat dibaca di mana?

Pikiran sederhana Kasidi langsung menjawab bahwa kriteria yang dimaksud ada dan dapat dibaca dalam Sabda Tuhan sendiri. Atau dengan kata lain, apa saja yang bertentangan dan tidak sesuai dengan Sabda Tuhan, sudah pasti memiliki kriteria sesat. 

Yang paling berbahaya akan tercipta manakala sesuatu yang sudah jelas bertentangan dengan Sabda Tuhan, dan itu tentu sesat, berhasil dikemas sedemikian rupa sehingga bukan saja hilang rasa dan aroma sesatnya, bahkan terasa seperti Sabda Tuhan, bahkan terasa seperti Sabda Allah. Lalu untuk orang yang berhasil melakukan hal seperti ini, apa kata Tuhan? Kasidi mencatat betapa keras Tuhan mengecam penyesat: '... lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.' Keras dan jelas, bukan?

 Dengan kondisi seperti ini tidakkah pantas untuk selalu bertanya-tanya pada diri sendiri, setiap kali mewartakan Tuhan tetapi tidak mengutamakan Sabda Tuhan, apakah ini tidak sedang ikut serta menyesatkan? Meskipun bukankah mudah membedakan mana Sabda Tuhan dan mana sabda manusia, tetapi faktanya ada banyak juga yang justru dengan gigih mengaburkan keduanya dengan beragam dalih. Semoga karunia abadi berupa sikap rendah hati dan murah hati selalu menjauhkan yang total percaya dari jaring-jaring sesat dan penyesatan. Kasidi no. 501 - 087853451949 - SDA10092018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun