Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasidi nomor 459 - Basmi tetapi Ampuni

22 Mei 2018   10:32 Diperbarui: 22 Mei 2018   10:49 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengecut, tidak berperikemanusiaan, dan biadab, maka dari itu harus dilawan dan dibasmi, itulah kurang lebih beberapa kata kunci yang digunakan Presiden RI dan dicatat oleh Kasidi, sebagai tanggapan terhadap teror yang dalam dua hari ini melanda Surabaya. Tanggapan yang tegas dan keras yang diucapkan oleh Kepala Negara memang sudah selayaknya tatkala dia merasa bagaimana orang tak berdosa termasuk anak-anak dibantai oleh sekelompok orang berani mati tapi takut memilih medan perang sebenarnya.

Kata basmi tentu saja kata yang keras dan tegas, yang memberi tidak hanya dorongan dan pemberi semangat bagi para penegak hukum melainkan juga perintah yang 'setara dengan hukum' itu sendiri. Jadi ya tidak perlu ragu untuk mulai  'membasmi' para pelaku teror. Kejar dan basmi mereka. Itu versi kepala pemerintahan dan kepala negara, dan tampaknya memang itulah yang sekarang sedang dilakukan. Memburu dan membasmi para teroris dan dalangnya.

Lalu bagaimana seruan versi kepala keagamaan paling ditaati di dunia ini, sehubungan dengan teror di Surabaya. Kasidi mencatat yang berikut.

Secara khusus, saya dekat dengan rakyat Indonesia tercinta, terutama dengan umat Kristen di Surabaya yang terluka karena serangan di tempat ibadat. Saya sertakan dalam doa saya bagi semua korban dan keluarganya. Bersama kita memohon perdamaian dari Tuhan agar kita menghadapi kekerasan tidak dengan kebencian tetapi dengan semangat rekonsiliasi dan persaudaraan. Marilah kita berdoa dalam hening.

Rekonsiliasi, persaudaraan, dan doa dalam hening, adalah tiga kata kunci yang disampaikan Paus. Tidak boleh ada kebencian, tidak boleh ada dendam, apalagi keinginan untuk membalas. Seruan ini persis sama seperti seruan yang disampaikan Tuhan, tatkala Dia yang sendirian diteror oleh ratusan dan bahkan ribuan orang. Yang boleh ada hanyalah mengampuni dan mengampuni dan mengampuni.

Semoga dengan karunia abadi yang telah diberikan pada kita, rendah hati dan murah hati, tidak pernah ada kebimbangan dan keraguan, untuk senantiasa berani memaafkan dan mengampuni. Kasidi no. 459 - 087853451949 - SDA14052018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun