Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 460, Kami Tidak Takut atau Kami Takut

20 Mei 2018   13:37 Diperbarui: 20 Mei 2018   13:57 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papa ada, mama ada, tetapi calon mertua yang akan mendampingi yang bermakna menyerahkan sang wanita calon menantu pada calon suami, dalam sebuah upacara pernikahan di kapel, benar-benar sulit diterima akal sehat. Apapun alasannya, begitu Kasidi bermain-main dengan pikirannya, sulit diterima akal sehat. 

Tentu ada alasan yang luar biasa mengapa hal ini bisa terjadi, meskipun seharusnya apapun alasannya jika kedua orang tua masih hidup dan sehat, merekalah yang seharusnya mengantarkan putri mereka ke depan calon suaminya, dan bukan calon mertua sang mempelai wanita. Kehilangan makna simbolisnya, begitu Kasidi menggumam, jika ini dilakukan. Hanya saja keputusan telah dibuat, maka hanya jika Tuhan punya kehendak lain hal aneh ini baru bisa berubah.

Sementara itu, nun jauh di sana, di benua Afrika, satu penyakit yang sangat ditakuti, Ebola namanya, entah bagaimana ceritanya, merebak begitu saja. Memang belum menjadi bencana internasional, tetapi banyak pihak terperangah dan resah.

Sementara itu di tempat yang lain lagi, Yerusalem yang dijadikan ibu kota negara oleh Israel, tampaknya tenang-tenang saja. Kota yang membunuh semua nabi dan bahkan Tuhan sendiri dengan kebencian dan dendam membara penduduknya ini tampaknya memang ditakdirkan untuk hanya tenang di permukaan sedangkan di dalam ya terus saja bergejolak. Damai hanya akan bertahan sejenak, selebihnya ya pertentangan dan pertikaian. Ditunggu saja drama berikutnya.

Sementara itu di kota Surabaya. Puluhan korban jatuh. Pembom bunuh diri yang meninggal belasan, orang yang tidak tahu apa apa tetapi dipaksa menemani mereka juga belasan. Ini menyedihkan, tetapi yang lebih menyedihkan ternyata tujuan teror mereka 'diam-diam' tercapai. Entah betapa banyak pengurus rumah ibadah yang mengambil tindakan yang dianggap sebagai pencegahan dan kewaspadaan tetapi justru merupakan cerminan rasa takut berlebihan. 

Motto 'kami tidak takut' dari orang-orang beriman dan total percaya benar-benar hanya nyaring terdengar sedangkan faktanya 'gemeter' berkesinambungan. Kami tidak terpengaruh dan tidak takut pada tindakan teror, sayangnya tindakan pencegahan yang dilakukan sepertinya ingin mengatakan dengan suara lebih nyata bahwa keadaan justru sebaliknya. Untuk yang terakhir ini, semoga saja kesan yang dirasakan Kasidi salah. Kasidi no. 460 - 087853451949 - SDA18052018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun