Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 009: Doktor Honoris Causa

9 Agustus 2017   12:56 Diperbarui: 31 Agustus 2017   09:58 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Doktor Honoris Causa

Tatkala doktor jadi gelaran tertinggi ilmu pengetahuan
Banyak orang jadikan ini sebagai target serta capaian,
Bahkan ada yang keterlaluan - ini satu-satunya tujuan.
Institusi pendidikan tinggi beri dorongan mendapatkan
Gelaran tertinggi akademik, tautan prestasi penelitian.
Bagi tiap insan akademik, yang namanya perjuangan
Adalah perjuangan demi kuatnya harkat kemanusiaan.
Belajar, meneliti, menganalisis, lalu ditulis hasil kajian
Dalam satu karya tertinggi disertasi, ini tolok capaian
Insan akademik, pejuang harkat martabat peradaban.
Pada mereka akhirnya gelaran doktor dianugerahkan.

Tiap orang bisa capai gelaran tinggi ilmu pengetahuan
Tapi fakta dan realita dengan gamblang menunjukkan,
Bahwa tak setiap orang bisa mempunyai kesempatan.
Sandang gelar tertinggi bidang akademik ya dambaan
Banyak insan, karena konon situs beragam kepuasan.
Karenanya menjadi tidak terlalu amat mengherankan
Tatkala seseorang, yang telah hidup dalam limpahan
Harta kekayaan, sukses titi karier jenjang pencapaian
Dan juga mulus menapaki julangan tangga kekuasaan
Muncul keinginan sandang gelaran tertinggi para insan
Ilmu pengetahuan; bak bendera lain tanda kemapanan.
Diciptakan ad eundem -- jure dignitatis, satu tambahan
Yang arti sama persis dengan gelar doktor pemberian.
Siapa saja asalkan mapan harta dan gegap pergaulan
Serta dianggap berjasa bagi kemanusiaan, peradaban,.
Gelaran Doktor Honoris Causa tentu boleh dicantolkan,
Di depan nama insan, jika senat universitas berkenan
Anugerahkan gelaran capaian insan ilmu pengetahuan.

Sayangnya banyak juga tampilan tidak menyenangkan
Di balik anugerah pemberian gelar makna pencapaian
Perjuangan tidak berkesudahan para insan penelitian
Guna pastikan roh martabat peradaban kemanusiaan.
Walau samar-samar dan amatlah sulit guna dibuktikan
Tetapi kasak-kusuk bagaimana gelaran anggun mapan
Diperoleh karena menyumbang uang laksana pesanan.
Akibatnya, gelaran pencapain tertinggi lewat tempaan,
Berubah menjadi gemerincing komersial perdagangan.
Semua dikomersialkan, diperdagangkan, diindenkan,
Dipesankan kemudian digunakan untuk kepentingan
Sekelompok orang yang tak jelas arah kompas tujuan.
Akibatnya misi suci ilmu pengetahuan jadi terabaikan,
Tak lagi harkat kemanusiaan dan martabat peradaban
Yang diperjuangkan ... benar-benar sayang kepalang.

Seorang kaya raya yang pemilik puluhan perusahaan
Karena -- entah mengapa, menyumbang uang milyaran
Tiba-tiba diundang walau tak ada angin apalagi hujan,
Lalu gelaran doktor honoris causa siap dianugerahkan.
Satu PM yang terkenal karena melakukan pembantaian
Entah mengapa lalu dianggap berjasa bagi peradaban,
Lalu dianggap capaian, lalu ini dianggap persembahan,
Lalu dianggap layak menyandang HC sebagai gelaran.
Yang paling anyar, raja pelindung praktek budak belian
Diberikan gelaran yang kemudian, ini benar keterlaluan
Karena dikemas dalam gaya seperti kotak upeti antaran.
Benar-benar edan ... ilmu pengetahuan diselewengkan,
Karena bahkan gelarannya pun djadikan upeti balasan
Laksana barang imbalan untuk tanda bukti penukaran
Berapa banyak mengalir ke dalam saku uang milyaran.

Hentikan segera pemberian gelaran yang melecehkan
Tak hanya makna hakekat tertinggi ilmu pengetahuan,
Tapi juga martabat dan peradaban suci kemanusiaan.

Dr. Tri Budhi Sastrio -- ukspj@yahoo.com - HP. 087853451949
SDA03092011 -- Essi no. 009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun