Mohon tunggu...
tri bhuana iswhari
tri bhuana iswhari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

just a human being

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Family and Their Own Values

15 September 2022   10:42 Diperbarui: 19 September 2022   10:14 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : milik pribadi


"In every conceivable manner, the family is a link to our past and a bridge to our future"

- Alex Haley

Sebuah kutipan kecil dari Buku Communication Between Cultures (Samovar,2017)

Saya merupakan seseorang yang lahir dan besar di pulau Bali, pulau yang terkenal akan kehidupan masyarakatnya yang masih erat akan budaya, tradisi dan agama.  Ketiga hal tersebut tidak dapat kita lepaskan dalam menjalani hari, dan hal tersebut tentunya merupakan sebuah ajaran yang telah diturunkan dari generasi yang dahulu secara konstan kepada generasi selanjutnya, dan masih berlanjut hingga sekarang. 

Dalam mencari tahu tentang bagaimana ajaran tersebut diturunkan, saya melakukan sebuah wawancara singkat dengan orang terdekat yang telah menjadi panutan saya selama ini, yaitu anggota keluarga saya, yang merupakan seorang perempuan yang telah melalui banyak hal dalam hidupnya. 

Ia menceritakan tentang bagaimana menjadi seorang anak perempuan yang tinggal di Bali dengan tekanan sosial yang kuat dan dorongan dari orang tua, serta kondisi pada zaman dimana semua hal masih susah, namun dipaksa untuk bergerak maju dengan semua kondisi yang ada. 

Di keluarga ia selalu memiliki peranan sebagai pemberi ajaran kepada generasi yang lebih muda, dengan memberi tahu bagaimana yang terjadi di generasinya dan bahkan generasi sebelumnya sehingga ia mengetahui apa yang harus diteruskan dan apa yang tidak boleh diteruskan pada generasi selanjutnya. 

Nilai keluarga yang ada sejak dahulu dan selalu diteruskan ke generasi selanjutnya adalah kita sebagai seorang manusia harus selalu berbuat baik apapun yang terjadi, prioritaskan kebaikan dibandingkan apapun karena kita hidup hanya sekali. Hal tersebut selalu terucap apabila menghadiri acara keluarga karena itu adalah dasar dari bagaimana keluarga bisa menjadi seperti sekarang. 

Nilai-nilai yang diteruskan tentunya tidak semua dapat diterapkan karena akan tergantung bagaimana kondisi pada era nya masing-masing. 

Dahulu anak-anak selalu diharapkan untuk tinggal di dekat rumah orang tua nya karena terdapat tradisi yang harus diteruskan dan ajaran ini menyebabkan tindakan untuk mengeskplorasi hal-hal yang diingankan menjadi sangat sulit bagi anak-anak. 

Akan tetapi ajaran tersebut sudah dihilangkan, bahkan pada generasi sekarang diberikan kebebasan dan dipaksa untuk eksplorasi sejauh mungkin, dimana pun dan kapan pun, jangan terlalu memikirkan keluarga di rumah namun jangan lupa untuk pulang. Dengan catatan keluarga di rumah akan selalu mendukung apapun yang terjadi dan akan ada saat semua kondisi baik itu buruk. 

Ajaran ini sekarang menjadi ajaran yang diteruskan pada generasi selanjutnya untuk mencegah adanya kemanjaan pada diri sendiri. 

Ajaran-ajaran seperti itu sudah menjadi asupan setiap hari, dengan kerasnya tekanan dari generasi yang lebih tua dengan cara membandingkan hidupnya paada zaman dahulu dengan kehidupan sekarang yang melakukan apapun sangat mudah, teknologi dimana-mana dan akses mencari sesuatu menjadi lebih gampang membuat banyak ajaran generasi sebelumnya tidak dapat diteruskan kepada generasi yang sekarang karena melihat juga dari kondisi mental dan lingkungan yang sangat berbeda.

Itu adalah ajaran-ajaran kecil yang sering disebarkan di salah satu rumah di pulau Bali, yaitu rumah saya sendiri. Banyak hal memang ada yang harus dipertahankan dan dilepaskan, kembali lagi kepada diri sendiri untuk memilah karena yang mengetahui hal itu baik atau buruk ada diri anda sendiri bukan orang lain. 

Daftar Pustaka : 

Samovar, L. A., Roy, C. S., Porter, R. E., & McDaniel, E. R. (2017). Communication Between Cultures. Cengage Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun