Mohon tunggu...
Triayu Alami
Triayu Alami Mohon Tunggu... Diplomat - Belajar menulis

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model-model Sekolah Anak-anak Berkebutuhan Khusus

5 Desember 2020   13:00 Diperbarui: 5 Desember 2020   14:26 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.majalahjustforkids.com/sekolah-inklusi-sekolah-ramah-untuk-penyandang-disabilitas/

 

Pendidikan khusus di Indonesia ada empat jenis, model segregasi (sekolah khusus), model mainstreaming (pendidikan terpadu), model pendidikan di rumah sakit atau lembaga perawatan dan model pendidikan inklusi. Uraian dari ke empat jenis model sekolah anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:

Model Segregasi (sekolah Khusus)

Model ini dibagi menjadi dua, yaitu model Sekolah Luar Biasa (SLB) dan model Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Kedua model sekolah untuk anak berkebutuhan khusus ini juga terbagi menjadi dua pelaksanaannya juga sesuai kebutuhan siswa; yang pertama sekolah khusus yang harian dan kedua sekolah khusus yang berasrama bagi anak berkebutuhan khusus, berasrama karena banyak dari orang tua dari anak berkebutuhan khusus ini tidak mampu merawatnya secara pribadi dan pada akhirnya dipercayakan secara penuh di SLB asrama. Penjelasan dari kedua model sekolah anak berkebutuhan khusus seperti dibawah ini;

Model Sekolah Luar Biasa (SLB) Konvensional

Sekolah Luar Biasa (SLB) Konvensional merupakan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang siswanya mempunyai jenis kelamin yang sama. Dan meliputi anak kelaianan tunanetra, tunawicara, tunagrahita, fisik, social dan ganda. Kurikulum yang digunakan sebagai pedoman belajar mengajar pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Konvensional ini adalah kurikulum khusus atau kurikulum SLB dan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Model Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

Model sekolah ini diselenggarakan dengan menggunakan kurikulum SDLB. Pada model sekolah ini juga terdapat komponen pelaksanaan pembelajaran yaitu, makro, adanya pendataan anak cacat atau anak berkebutuhan khusus, penentuan lokasi belajar dan juga adanya persyaratan gedung pembelajaran. Kemudian komponen mikro yaitu terdiri dari adanya ketenagaan atau tenaga guru, kurikulum sebagai pedoman pengajaran, sarana pendidikan, dan pendekatan.

Model Mainstreaming (pendidikan terpadu)

Merupakan pendidikan bagi anak cacat atau anak berkebutuhan khusus yang diselenggarakan secara bersama-sama dengan anak yang normal pada lembaga pendidikan umum, dengan berbagai tingkat kelaianan serta kebutuhannya. Dalam hal ini bukan berarti anak yang cacat langsung menyesuaikan anak-anak normal namun dalam pelaksanaan pembelajarannya kurikulum, struktur adminitrasi, lingkungan sekolah membutuhkan perubahan agar dapat tercipta sekoalah atau pelayanan pendidiakan yang sesuai dengan anak berkebutuhan khusus.

Model Pendidikan Di Rumah Sakit atau Di Tempat Perawatan
Merupakan model pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan dirumah sakit atau dirumah komunitas disabilitas, rumah perawatan anak penyandang cacat. Anak-anak yang berada dalam lembaga tersebut adalah karena keadaan mereka tidak memungkinkan untuk dapat bergabung dengan anak normal atau anak berkebutuhan khusus pada lembaga pendidikan dengan kurikulum SLB atau sebagainya.
Anak-anak yang ditempatkan pada model pendidikan ini adalah anak dengan penderita penyakit parah,mengalami gangguan mental
pada tingkat berat,mengalami kelainan fisik yang parah,dan memiliki intelegensi yang sangat rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun